Usulan tersebut diajukan untuk mengejar tingkat kecepatan dan keberhasilan program vaksinasi yang dicanangkan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Apalagi, lanjut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, jumlah puskesmas dengan SDM terlatih untuk program vaksinasi sebanyak 1.094 puskesmas tidak sebanding dengan jumlah 5.312 desa yang ada di Jabar.
"Jabar ini daerah pelosoknya masih banyak, puskesmas belum memadai. Jumlah puskesmas ada 1000-an, jumlah desa ada 5.000-an. (Perhitungannya) lima desa hanya ke satu puskesmas," kata Kang Emil usai memimpin Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jabar di Gedung Sate Kota Bandung, Senin 25 Januari 2021.
"Maka kita minta izin ke Kemenkes, Jabar akan berinovasi. Vaksinasi itu mendatangi rumah-rumah masyarakat melalui mobil-mobil yang disulap menjadi mobil vaksin. Tentu dilengkapi dengan vaksinator dan dokter sehingga prosedur sama. Semoga inovasi untuk pelosok ini bisa disetujui sehingga tingkat kecepatan dan keberhasilan (vaksinasi) di Jabar akan luar biasa," tambahnya.
Kang Emil juga melaporkan, hingga 23 Januari 2021 terdapat 19.255 tenaga kesehatan (nakes) yang sudah divaksin pada Tahap I Termin I di tujuh daerah. Jumlah itu sebesar 25,41 persen dari total sasaran 75.542 nakes.
Vaksin 1.891 Nakes Ditunda
Terdapat 1.891 nakes atau 2,50 persen yang ditunda untuk divaksin karena pernah positif COVID-19, ada komorbid, sedang hamil/menyusui, tensi tinggi, atau sedang sakit.
Nakes atau pejabat publik yang sudah divaksin tersebut akan menerima dosis kedua mulai Kamis, 28 Januari 2021.
Sementara untuk vaksinasi Tahap I Termin II kepada seluruh kabupaten/kota di Jabar untuk vaksinasi di Februari 2021, Kang Emil melaporkan, pihaknya telah mendistribusikan 253.640 vial sejak 22 Januari lalu. "Termin II ini seluruh 27 kabupaten/kota, per hari ini sudah menerima alokasi vaksin," kata Kang Emil yang dikutip dari Antara.