JAKARTA – Selama libur panjang akhir pekan lalu, jumlah kasus baru COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan tajam. Namun hal itu tidak serta merta bisa diartikan bahwa pandemi mulai tertangani.
Hal itu disampaikan oleh pakar epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dr Masdalina Pane, dalam diskusi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia pada Rabu (4/11/2020).
"Sampai saat ini untuk Indonesia kita belum ada tanda-tanda akan berakhir," katanya.
"Meskipun dalam 2 minggu 3 minggu terakhir ini angka kasus mulai turun, tapi ternyata testing kita juga turun," lanjutnya.
Jumlah spesimen yang diperiksa selama libur panjang 28 Oktober hingga 1 November lalu tercatat memang mengalami penurunan tajam. Sempat menyentuh angka 23-an ribu dalam sehari, padahal sebelumnya ada di level 40-an ribu perhari, bahkan nyaris 50 ribu.
Riwayat pemeriksaan spesimen selama libur panjang adalah sebagai berikut:
- 28 Oktober: 40.572 spesimen, 4.029 kasus baru
- 29 Oktober: 34.317 spesimen, 3.565 kasus baru
- 30 Oktober: 24.854 spesimen, 2.897 kasus baru
- 31 Oktober: 29.001 spesimen, 3.143 kasus baru
- 1 November: 23.208 spesimen, 2.696 kasus baru
Sedangkan menurut dr Pane, kondisi penanganan pandemi COVID-19 di Asia Tenggara umumnya sudah lebih terkendali. Dicontohkan, Filipina yang mengalami lonjakan kasus pada Juni-Agustus, saat ini dinilainya mulai menurun. Demikian juga Malaysia yang sudah masuk second wave.
"Kalau sudah second wave biasanya sudah lebih bisa menangani, sudah terkendali," kata dr Pane.