Seminar Nasional Online (Webinar) “Kota dan Desa Berketahanan Di Masa Pandemi Covid-19“
Foto: Pelaksanaan Webinar MPWK-UNPAK
UNPAK - Seminar Nasional Online (Webinar) Prodi Magister Perencanaan Wilayah Dan Kota (PWK) - Universitas Pakuan Tentang “Kota Dan Desa Berketahanan Di Masa Pandemi Covid-19“ Rabu, 6 Mei 2020 Dihadiri 368 Peserta
Rektor Universitas Pakuan Prof. Dr.H. Bibin Rubini,M.Pd. didampingi Dekan Sekolah Pascasarjana Prof.Dr. Soewarto Hardhienata dalam sambutan pembukaan Seminar Nasional Online (Webinar) Prodi S2 PWK Sekolah Pascasarjana Unpak menegaskan kembali beberapa hal penting diantaranya kembali ke pola hidup sehat untuk memerangi pandemic covid-19 yaitu: menggunakan masker, mencuci bersih tangan, jaga jarak antar individu (social distancing), dan tidak berkumpul dalam jumlah lebih dari 4 orang serta di rumah saja jika tidak ada keperluan sangat mendesak (work from home).
Webinar diselenggarakan pada hari Rabu, 6 Mei 2020 (jam 09.00-11.45 wib.) berlangsung dengan hikmat dan penuh semangat dari 368 peserta dari seluruh Indonesia dan seorang peserta dari Genewa-Swiss dan sebagai wujud visi prodi, yaitu “Menjadi Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota yang Tangguh dan Berdaya Saing dan bermartabat di Bidang Infrastruktur, Lingkungan, dan Kebencanaan pada tahun 2030 “,
Sehingga untuk mencapai tujuan di atas dalam kondisi bangsa ini dan dunia dilanda bencana pandemik corona (covid-19) dimana semua aktivitas bekerja, belajar dan ibadah diwajibkan dilakukan di rumah dengan istilah Work from Home (WFH) dan Stay at Home (SAH) berdasarkan anjuran pemerintah serta pimpinan Unpak, maka Prodi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota tergerak untuk peduli dalam bentuk inovasi pandemic covid-19 dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat dan dunia akademikter khusus yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan kota serta sebagai media promosiprodi S2 PWK untuk mahasiswa baru angkatan kedua 2020/2021.
Webinar menampilkan 3 pemateri, yaitu:
Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc, P.hD. (Kepala BMKG) dengan materi“ Klimatologi dan Pandemi Covid-19 “yang pada intinya menjelaskan bahwa pada masa outbreak 1 pandemi covid-19 masih ada pengaruh iklim dan cuaca tropis menyebabkan Indonesia termasuk kawasan yang agak sulit untuk berkembangnya virus corona, tetapi perkembangan outbreak 2 pandemi corona berkembang karena adanya pembawa dari luar/luar atau migrasi sehingga disarankan mobilitas pergerakan atau mobilitas manusia dan interaksisosial dikurangi serta tetap di rumah beraktivitas terutama tetap berjemur dan berolahraga;
Hendricus Andy SImarmata, ST.,Ph.D. (Ketua PN IAP) materi“ Pandemi Corona dan Perencanaan Kota dan Desa“ yang menjelaskan bahwa pendekatan data pandemic covid-19 di Indonesia dan pentingnya diagnosis spasial dalam penilaian kerentanan, perencanaan mitigasi dan pemulihan dampak, dimana ketahanan desa penting dan saling terkait dengan kota (desa siaga covid-19) dan teknologi penanganan covid-19 ada 8 dan pentingnya pembelajaran tentang standar dalam perencanaan, sehingga3 pesan kunci bagi perencanaan dan para perencana: kepekaan atas kesehatan kota dan dampak ikutannya (ekonomi), kota sehat dan siap dan berketahanan, dan kota sehat serta berkolaborasi dengan ahli kesehatan masyarakat; dan
Dr.Ir. Ruchyat Deni Djaka permana,M.Eng. (Ketua Prodi S2 PWK-Unpak) dengan topic “Social Engineering dan Pandemi Covid-19“ yang menjelaskan bahwa dalam mengatasi pandemic ini sangat penting karena kurangnya kesadaran atau kepedulian masyarakat hingga mencapai angka 35,2% yang tidak percaya atau ragu dengan kebijakan PSBB dan social distancing serta simpang siurnya informasi yang berkembang di masyarakat yang cenderung menimbulkan isu social baru padahal disiplin social masyarakat dalam memahami dan mengikuti anjuran pemerintah termasuk dalam membangun serta menjalani kehidupan kota dan wilayah bisa melalui social engineering atau bisa diidentikkan dengan revolusi mental atau suatu anjuran dengan suatu teknik merubah, mempengaruh sikap pandangan, persepsi atau pun perilaku manusia (individu dan atau masyarakat) melalui langkah-langkah pengambilan data atau informasi penting/krusial/rahasia dan diolah menjadi aksi untuk tujuan pembangunan, dengan tanpa diketahu/disadari oleh yang bersangkutan.
Selain itu, beberapa peserta memberikan testimony dan masukan diantaranya:
Resa Susanto (peneliti kesehatan perkotaan dan perencana yang berdomisili di Genewa) yang menyarankan riset kesehatan perkotaan dan mengharapkan agar ratifikasi protocol kesehatan segera dijalankan;
Iqbal Suhaeb,SE.,MT. (Pj. Walikota Makassar) menangani pandemic-19 dengan beberapa tahapan dan bagi penderita dikumpulkan di hotel berbintang dengan konsep wisata pandemic covid-19;
Zulkifli,ST.,M.Si. (Wakil Ketua DPRD Kabupaten Luwu) menjelaskan bahwa sekali pun daerah kabupaten yang masih bernuansa perdesaan tingkat penderita terus meningkat sehingga kepedulian pusat juga diharapkan ke daerah;
Veronica Kumurur,ST.,M.Si. (Dosen PWK Unsrat Manado) yang menegaskan bahwa kearifan local masyarakat suatu daerah ikut menentukan partisipasi aktif dalam bersama-sama mengatasi pandemic covid-19;
Evalina Z,MURP. (Dosen Unsyah Aceh) member masukan bahwa di Aceh yang sangat adaptif dengan bencana menjadikan pandemic covid-19 dapat dijalanis eperti mengatasi bencana tsunami lalu;
Amalia Ika W.,ST.,MT. (Dosen Balik papan) menegaskan perlunya desain atau rancangan perumahan berbasis pandemic covid-19 di IKN nantinya; dan
Ibnu Taufan (fasilitator IPPMI dan planner Jakarta) menyarankan pentingnya community base tingkat RT/RW menjadi tulang punggung utama mengatasi pandemic covid-19 secara bersama-sama, disamping banyaknya pertanyaan lewat chat webinar ini yang dijawab secara langsung dan lewat chat oleh para pemateri.
Peserta webinar ini berasal dari 28 provinsi minus Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Tengah dengan terbanyak dari Jawa Barat (39%), Sulawesi Selatan (12,2%), DKI Jakarta (10,2%), Sulawesi Utara (5,2%), Banten (5,2%), tersebar di seluruh provinsi termasuk dari Geneva (28,2%) atau dengan kata lain berdasarkan pulau terbanyak dari Pulau Jawa (313=63%), Sulawasi (116=23%), Kalimantan (20=4%), Sumatera (20=4%), Papua (15=3%), Malut (10=2%), NTT danBali (5=1%), dan Papua (Sumatera 4 dan Kalimantan 1=0%) serta kota/kabupaten berasal dari 101 dengan komposisi terbanyak adalah: Kota Bogor (14%), Kota Jakarta (10,2%), Makassar (8,4%), Bandung (6,8%), Manado (3,6%), Depok (3,4%), Tangerang Selatan (2,4%), Semarang (2,2%), dan sebaran kota/kabupaten lainnya (1-2%) atau Luar Jabodetabek (57% = 283) dan Jabodetabek (43% = 217).
Sedangkan berdasarkan pekerjaan adalah Dosen (38%= 119), Konsultan/Swasta (23%= 116), Mahasiswa (22%= 108), ASN/PNS (15%= 75), dan Lainnya (2%= 10) dengan kategori Jenis Kelaman Gender : Laki-laki (57% = 283) dan Perempuan (43% = 217).
Selain itu dihadiri para sivitas akademika Unpak (para wakilrektor dan para dekan dan kepala unit serta Kaprodi dan sekprodi) dan para dosen dan mahasiswa Unpak.
Beberapa masukan dan rekomendasi webinar diantaranya adalah: Topik dan materi webinar sangat relevanbagi para peserta dan kebutuhan bangsa Indonesia dalam kondisi pandemic Covid-19 terutama dengan kaitannya dengan: iklim dan cuaca, ketahanan desa dan kota serta pendekatan social engineering serta pemateri dan materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan sesuai dengan kapasitas dan asal institusinya.
Peserta dan pemateri serta panitia berterima kasih kepada Unpak dan Prodi S2 PWK yang menyelenggarakan webinar ini dan berharap agar dilaksanakan lagi webinar berikutnya.