JAKARTA – Belakangan ini banyak perusahaan Indonesia yang meluncurkan produk teknologi yang berkaitan dengan COVID-19. Belum lama ini ada produk yang mampu mendeteksi virus COVID-19 hanya melalui hembusan nafas.
Saat ini ada perusahaan nasional yang berhasil membuat teknologi pendeteksi COVID-19 pasca melaksanakan vaksinasi. Di Indonesia, pelaksanaan vaksinasi sudah dilaksanakan dari pertengahan Januari 2021 di mana Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik.
Meski tokoh penting yang pertama kali disuntik, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 masih ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Salah satu yang dipertanyakan adalah mengenai kekebalan orang yang telah mendapat suntikan vaksin.
Untuk mengetahui efektivitas vaksin terhadap virus Corona, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk berhasil melakukan inovasi melalui pemeriksaan keberadaan antibodi terhadap virus penyebab COVID-19, SARS CoV-2, S Quantitative yang dilakukan setelah vaksinasi.
"Nama pemeriksaan/tes tersebut adalah Anti SARS CoV-2S Quantitative. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah tubuh seorang individu merespon vaksin dan membentuk imunitas dari penyakit COVID-19," tulis keterangan resmi Diagnosis Laboratorium yang dikutip, Kamis (28/1/2021).
Hari ini, jenis pemeriksaan Anti SARS CoV-2S Quantitative diluncurkan dan akan melengkapi produk pemeriksaan/tes yang telah tersedia di Diagnos yang sudah mencapai 400 jenis pemeriksaan yang terjaga kualitas dan keakuratannya.
Adapun peluncuran produk tersebut sebagai upaya melengkapi layanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi masyarakat yang telah menjalani vaksinasi.
Metode pengambilan sampel pada tes Anti SARS CoV-2 S Quantitative dilakukan melalui pengambilan darah vena atau serologi dan pemeriksaan akan selesai dalam 3-4 jam. Sedangkan laporan diterima dalam 24 jam.
Anti SARS CoV-2S Quantitative adalah salah satu dari lima produk baru yg akan diluncurkan Diagnos tahun ini. Empat produk lain adalah Oncogenomics, Nutrigenomics, Pharmagenomics, Microorganism Culture. Semua produk baru tersebut diharapkan akan menyumbang sekitar 11,4% dari target pendapatan tahun 2021.