Belajar Kepemimpinan dari Sosok Dedi Mulyadi, Mahasiswa Wajib Tahu!
UNPAK — Siapa yang tak kenal dengan sosok Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang tengah populer saat ini. Gaya kepemimpinannya memberikan warna baru untuk dunia politik di Indonesia.
Dedi Mulyadi adalah tokoh yang bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa calon penerus bangsa.
Sebab sebagai mahasiswa tidak dituntut hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Dedi Mulyadi dikenal sebagai mantan Bupati Purwakarta dan anggota DPR RI yang memimpin dengan pendekatan budaya, kemanusiaan, dan digital.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang ingin memiliki jiwa kepemimpinan, perlu menyimak gaya kepemimpinannya yang juga relevan di era algoritma saat ini.
Berikut gaya kepemimpinan Dedi Mulyadi yang patut dipelajari oleh mahasiswa:
1. Kepemimpinan Berbasis Budaya Lokal
Dedi Mulyadi dikenal karena nilai-nilai budaya Sunda yang ia angkat dalam gaya kepemimpinannya. Ia menjadikan budaya bukan hanya sebagai simbol, tapi sebagai pondasi etika dan moral dalam membuat kebijakan. Maka sebagai pemimpin hebat harus punya identitas yang kuat, paham dan cinta budaya lokal sebagai dasar membangun karakter kepemimpinan.
2. Dekat dengan Rakyat, Bukan Hanya Simbolik
Banyak konten video memperlihatkan Dedi Mulyadi terjun langsung ke masyarakat. Ia hadir di pasar tradisional, rumah warga, hingga pedalaman desa tanpa sekat atau protokol ketat. Sebab, pemimpin sejati harus mendengarkan, bukan hanya memerintah.
3. Konsisten dan Berani Membela yang Lemah
Dedi Mulyadi sangat vokal membela masyarakat kecil, bahkan saat sikapnya yang kerap berseberangan dengan elite politik. Ia tidak berubah arah hanya karena tekanan atau opini publik. Dari sinilah kita perlu belajar tentang konsistensi untuk membela kaum lemah.
4. Pemanfaatan Media Sosial untuk Edukasi
Salah satu kekuatan Dedi Mulyadi adalah kemampuannya menggunakan media sosial dengan efektif. Ia menyampaikan pesan kemanusiaan, kritik sosial, hingga edukasi budaya melalui platform seperti YouTube dan TikTok. Pada masa ini, calon pemimpin perlu memanfaatkan alat kepemimpinan berbasis digital.
5. Kepemimpinan yang Mengedepankan Hati Nurani
Dedi Mulyadi kerap membuat kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan, seperti petani, pedagang kecil, hingga lansia. Ia tidak hanya fokus pada data dan statistik, tapi juga menggunakan rasa kemanusiaan dalam bertindak.
Dedi Mulyadi membuktikan bahwa pemimpin besar tidak harus lahir dari keluarga elite. Yang dibutuhkan adalah karakter, nilai, dan keberanian.
Bagi mahasiswa, belajar dari figur seperti Dedi bukan hanya inspiratif, tapi juga membentuk fondasi untuk menjadi pemimpin masa depan yang membumi dan berdampak.