Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hawthah Al-Jindaniyah. Foto/Ist
KHAZANAH ISLAM - Ramadhan tahun ini akan berbeda dari biasanya, namun semangat menyambut dan menghidupkan Ramadhan harus tetap digelorakan. Allah Ta'ala tidaklah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Kemuliaan bulan Ramadhan dan keberkahan yang ada di dalamnya tidak diragukan lagi. Banyak dalil dalam Al-Qur'an maupun Hadis Nabi menjelaskan keagungan bulan ini. Pertanyaannya, bagaimana cara agar bisa menghidupkan Ramadhan di tengah ujian wabah saat ini?
Pengasuh Pesantren Al-Hawthah Al-Jindaniyah, Al-Habib Ahmad bin Novel Salim Jindan mengatakan umat Islam tidak perlu khawatir berlebihan karena rumah-rumah bisa dijadikan sebagai masjid dan mushalla bagi keluarga.
Kaum muslimin harus bisa memasjidkan rumahnya bersama keluarga kecilnya. Diriwayatkan oleh Abu 'Ubaid dalam Kitab Al Amwaal dari Imam Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu beliau berkata:
سوق المسلمين كمصلى المصلين
"Pasar kaum muslimin bagaikan mushalla orang-orang yang salat."
Di masa emas tersebut, mereka berhasil menjadikan pasar-pasar mereka bagaikan masjid. Mereka menghidupkan zikir, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya.
"Maka di saat wabah penyakit semacam ini adalah kesempatan kita untuk menjadikan rumah-rumah kita menjadi masjid dan musholla untuk keluarga kecil kita," kata Habib Ahmad yang juga pengajar di Pesantren Al-Fachriyah Tangerang ini.
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.
Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.
Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),
dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit."