KHAZANAH ISLAM - Sayyidina Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma menyatakan bahwa keutamaan ahlul 'ilmi (ahli ilmu) dibandingkan kaum mukminin adalah sebesar 700 kali lipat lebih utama. Demikian pesan Ustaz Farid Ahmad Okbah dalam kajian online yang membahas Kitab Minhajul Qashidin di Bekasi belum lama ini.
"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, yang Maha perkasa, Maha bijaksana." (QS Ali-'Imran: ayat 18).
Siapakah yang dimaksud orang berilmu dalam ayat di atas? Mereka adalah para Nabi dan orang-orang yang setia mengikutinya. Terutama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau diajarkan ilmu langsung oleh Allah Ta'ala sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an:
"Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikitpun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) dan hikmah (Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar." (Surah An-Nisa: ayat 113)
Dikisahkan, Sayyidina Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma pernah membantu seseorang yang sedang kesulitan sementara beliau sendiri baru melakukan i'tikaf dan membatalkan i'tikafnya. Beliau melakukan dengan ilmunya karena ingat atas hadis yang disampaikan Rasulullah SAW:
"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan penuh." (HR At-Thabrani)
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an bahwa orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu (para ulama):
"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para 'ulama. Sungguh, Allah Maha perkasa, Maha pengampun." (QS Fathir: ayat 28)
Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata: "Cukuplah rasa takut kepada Allah itu disebut sebagai ilmu. Dan cukuplah tertipu dengan tidak mengingat Allah disebut sebagai suatu kebodohan." (diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al-Jaami’ ii/812).
Tanda orang yang mempunyai kedalaman ilmu agama menurut Imam Hasan Al-Bashri yang diketengahkan Imam Al-Ajuli dalam Kitab Akhlaqul Ulama, yaitu: 1. Zuhud dengan dunia, yaitu menggunakan dunia untuk kepentingan akhirat. 2. Bersemangat mengejar akhirat. Rasulullah pernah mengajarkan doa yang cukup populer: "Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatiddain wa qahrir rijal." 3. Istiqamah dalam ibadahnya. 4. Bagus dalam lisannya (bersih) tidak suka mencela orang. 5. Tidak mau memakan harta yang bukan haknya. Sangat berhati-hati terhadap apa yang dikonsumsi.
Letak keselamatan adalah ilmu agama. Dalam Kitab Miftah Darus Sa'adah, Ibnul Qayyim Al Jauziyyah membandingkan pentingnya ilmu agama dan ilmu dunia. Beliau menyebutkan setelah melihat realita dan dalil, disimpulkan bahwa kelebihan ilmu agama 300 kali lipat dari ilmu dunia.
Wallahu A'lam
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Malaikat tidak mau masuk ke rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung atau gambar-gambar."