JAKARTA – Vaksinasi COVID-19 sudah dimulai sejak dua pekan lalu. Meski begitu, butuh waktu dua hingga tiga minggu agar antibodi pasca divaksin dosis kedua terbentuk dengan baik.
Apakah itu berarti usai disuntik vaksin Corona bebas menjalani hidup normal seperti biasanya? Sayangnya tidak.
Dikutip dari CNN, catat do's and dont's usai divaksin Corona.
Bisakah berhenti pakai masker?
Tidak. Masker harus tetap dipakai meski sudah divaksin Corona. Alasannya, tidak ada jaminan 100 persen vaksin Corona membuat kamu 100 persen kebal dari COVID-19.
1. Masih ada risiko tertular COVID-19
Bahkan, jika kamu menerima vaksin Corona dengan efikasi paling tinggi melebihi 90 persen, masih ada risiko terinfeksi hingga menunjukkan gejala ringan.
2. Antibodi pasca suntik tak langsung terbentuk
Kedua, imunitas yang terbentuk pasca divaksin Corona tentu berbeda di setiap orang. Beberapa dari mereka mungkin baru akan mendapatkan respons imun lebih kuat usai divaksin Corona dosis kedua daripada yang lain.
Ini juga jadi salah satu alasan para ahli bersikeras agar setiap orang menerima suntikan kedua vaksin Corona dalam jangka waktu yang ditentukan.
"Jika melihat data fase 1, fase 2, beberapa orang memiliki antibodi pada COVID-19 tingkat tinggi usai disuntik vaksin Corona pertama, tetapi beberapa orang tidak mengembangkannya," kata ilmuwan vaksin Dr. Peter Hotez, profesor dan dekan di National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine di Houston.
"Jadi alasan utama perlu mendapatkan dosis kedua adalah agar semua orang mendapat antibodi yang maksimal. Jika Anda hanya mendapatkan satu dosis, Anda tidak benar-benar tahu apakah respons imun pasca disuntik cukup tinggi," kata Hotez.
Catat, perlu waktu dua hingga tiga minggu setelah disuntik vaksin Corona kedua sebelum antibodi terbentuk maksimal.
3. Virus Corona terus bermutasi
Seperti virus lainnya, SARS-CoV-2 terus bermutasi. Terbukti, beberapa varian baru Corona ditemukan di sejumlah negara termasuk Inggris, Afrika Selatan, hingga Brasil.
Para pakar mengingatkan antibodi yang terbentuk pasca sembuh dari infeksi COVID-19 sebelumnya, tak akan bisa melawan varian baru Corona.
"Jika menjadi dominan, pengalaman rekan kami di Afrika Selatan menunjukkan bahwa meskipun Anda telah terinfeksi virus asli, kemungkinan terinfeksi ulang sangat tinggi," jelas Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Alergi Nasional dan Penyakit Menular.
"Infeksi sebelumnya tampaknya tidak melindungi Anda dari infeksi ulang."
4. Kamu bisa jadi silent spreader pasca divaksin
Para pakar menyebut belum ada jaminan pasca divaksin tak bisa terinfeksi dan menularkan ke orang lain.
"Kami belum tahu apakah dengan divaksinasi berarti Anda bukan lagi pembawa virus Corona. Artinya, orang yang diimunisasi lengkap mungkin masih bisa menularkan COVID-19 kepada orang lain," kata kata analis medis CNN Dr Leana Wen, seorang dokter di Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken Universitas George Washington.
"Ada kemungkinan bahwa seseorang bisa mendapatkan vaksin tetapi masih bisa menjadi pembawa tanpa gejala," kata Wen dalam Q&A untuk CNN.
"Mereka mungkin tidak menunjukkan gejala, tetapi mereka memiliki virus di saluran hidung sehingga jika mereka berbicara, bernapas, bersin, dan sebagainya, mereka masih dapat menularkannya kepada orang lain," lanjutnya.
5. Belum ada kepastian berapa lama antibodi bertahan
Para peneliti menekankan belum mengetahui berapa lama antibodi bisa bertahan pasca divaksin Corona. Apakah hanya berbulan-bulan, atau bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
Maka dari itu penting tetap menggunakan masker sampai studi terkait antibodi pasca disuntik vaksin Corona diketahui.
Kapan bisa kembali kumpul-kumpul bersama teman dan keluarga?
"Itu tergantung apakah setiap orang sudah divaksin," kata para ahli.
Menurut ahli, jika teman atau anggota keluarga yang lain juga telah menerima kedua dosis vaksin COVID-19, risikonya sangat berkurang, terutama jika acara dilakukan di luar ruangan.
"Mungkin cukup aman untuk melihat orang lain yang juga divaksinasi, setelah semua orang mendapat kedua dosis dan menunggu beberapa minggu," kata Wen.
Begitu juga jika teman dan anggota keluarga dikarantina lebih dulu selama 10 hari sebelum kumpul-kumpul di luar ruangan.
"Namun, jika kumpul-kumpul di dalam ruangan, akan ada beberapa tingkat risikonya," kata Wen, terutama dengan penyebaran varian Corona yang lebih menular.
Penting untuk selalu diingat, usai divaksin tak ada kepastian seseorang bisa terhindar dari risiko terpapar COVID-19.
Kapan bisa makan di restoran atau pergi ngegym?
Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) merekomendasikan untuk menghindari ruangan berventilasi buruk. Hal ini dikarenakan risiko terpapar COVID-19 sangat tinggi, dan ada kemungkinan tertular dari silent spreader.
Terlebih lagi, saat makan, tentu mereka tak menggunakan masker hingga sulit menghindari paparan COVID-19. Bahkan ahli menyebut, dengan menjaga jarak di dalam restoran pun tetap tidak cukup aman.
"Saya pikir menjaga jarak 2 meter di dalam ruangan tetap tidak cukup aman," kata Linsey Marr, seorang profesor di Virginia Tech, yang telah mempelajari penularan COVID-19.
"Anda harus memiliki ventilasi yang baik di bar atau restoran itu," kata Marr, salah satu penulis makalah tentang penularan COVID-19 melalui udara melalui tetesan sangat kecil yang disebut aerosol.
Bisakah bebas bepergian jika sudah divaksinasi?
"Saya ingin menekankan bahwa sekarang bukanlah waktu untuk melakukan perjalanan, internasional atau domestik, ini bukan waktu yang tepat untuk bepergian," kata Dr Rochelle Walensky, direktur baru CDC.
"Dan itu berlaku untuk orang-orang yang telah divaksinasi," tambah Fauci, kepala penasihat medis Gedung Putih.
"Mendapatkan vaksinasi tidak berarti sekarang saya memiliki izin perjalanan gratis," kata Fauci.