Foto: Rifkianto Nugroho/Tentang Face Shield untuk Pencegahan Virus Corona
Jakarta - Face shield (pelindung wajah) semakin banyak digunakan di era new normal. Agar tidak asal pakai, Menkes Terawan Agus Putranto memberikan panduannya.
Menkes menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum. Aturan ini disahkan pada 19 Juni 2020.
Menurut Menkes, tempat dan fasilitas umum merupakan area di mana masyarakat melakukan aktivitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Risiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum, memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup besar.
Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal). Hal ini agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-19, seperti memakai masker dan face shield.
Berikut lokasi-lokasi tempat memakai face shield seperti disarankan Menkes:
1. Pasar
Menurut Menkes, bagi pedagang di pasar, jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, maka penggunaan pelindung wajah (face shield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
2. Bagi pengunjung di mal
Jika pusat perbelanjaan/mal/pertokoan dalam kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak memaksakan diri masuk ke dalamnya. Namun apabila terpaksa tambahan penggunaan pelindung wajah (faceshield) yang digunakan bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
3. Di Lobi penginapan seperti hotel
Menyediakan sarana untuk meminimalkan kontak dengan pengunjung misalnya pembatas/partisi mika di meja resepsionis, pelindung wajah (face shield), penggunaan metode pembayaran non tunai, dan lain-lain.
4. Di pusat kebugaran
Petugas adminstrasi pendaftaran dan kasir selalu memakai masker dan pelindung wajah (faceshield).
5. Bagi pekerja di pusat kebugaran
Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker. Jika diperlukan dapat digunakan tambahan pelindung mata (eye protection) atau pelindung wajah (face shield), menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.
6. Di event olahraga
Mewajibkan penonton menggunakan masker. Jika kondisi padat, tambahan penggunaan pelindung wajah (face shield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
7. Bagi pengelola moda transportasi
Jika penerapan jaga jarak tidak dapat diterapkan dapat dilakukan rekayasa administrasi atau teknis lainnya seperti pemasangan pembatas/tabir kaca bagi pekerja di moda transportasi, menggunakan tambahan pelindung wajah (face shield), pengaturan jumlah penumpang, dan lain lain.
8. Bagi penumpang moda transportasi
Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, penggunaan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.
9. Di stasiun, terminal, pelabuhan, bandar udara
Petugas yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus mendapatkan pelatihan dan memakai alat pelindung diri berupa masker dan pelindung wajah (face shield) karena berhadapan dengan orang banyak yang mungkin berisiko membawa virus.
10. Jasa perawatan kecantikan dan rambut
Bagi pekerja di bidang jasa perawatan kecantikan dan rambut, menggunakan alat pelindung diri berupa masker, pelindung wajah (face shield), dan celemek saat memberikan pelayanan.
11. Jasa ekonomi kreatif
Melakukan pengaturan jarak antar personel yang terlibat dalam ekonomi kreatif minimal 1 meter. Jika tidak memungkinkan dapat dilakukan rekayasa adminstrasi dan teknis seperti pembatasan jumlah kru/personil yang terlibat, penggunaan barrier pembatas/pelindung wajah (faceshield), dan lain-lain.
12. Lokasi daya tarik wisata
Bagi pengelola, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk gedung. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 derajat celcius, (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk. Petugas pemeriksa suhu menggunakan masker dan pelindung wajah (face shield). Pelaksanaan pemeriksaan suhu agar didampingi oleh petugas keamanan.
Kelebihan dan Kekurangannya
Face shield merupakan pelindung wajah plastik bening, yang sudah digunakan oleh banyak petugas kesehatan. Face shield juga bisa digunakan untuk anak-anak.
"Pelindung wajah, yang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan cepat dan terjangkau, harus dimasukkan sebagai bagian dari strategi untuk secara aman dan secara signifikan mengurangi penularan dalam pengaturan komunitas," kata tiga dokter dari University of Iowa dilansir webmd.
Dilaporkan dalam Journal of American Medical Association pada 29 April, para ahli yang dipimpin oleh Dr. Eli Perencevich, dari Universitas di Departemen Kedokteran dan Sistem Perawatan Kesehatan VA Kota Iowa, kini saatnya era face shield.
"Agar paling efektif dalam menghentikan penyebaran virus, pelindung wajah harus diperluas di bawah dagu. Itu juga harus menutupi telinga dan seharusnya tidak ada celah yang terbuka antara dahi dan topi face shield," kata anggota tim Iowa.
Face shield memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan masker. Pertama-tama, face shield dapat digunakan kembali tanpa batas waktu. Proses pembersihan hanya membutuhkan sabun dan air atau desinfektan. Face shield biasanya lebih nyaman dipakai daripada masker, dan mereka membentuk penghalang yang membuat orang tidak mudah menyentuh wajah mereka sendiri.
Saat berbicara, orang kadang-kadang menarik masker untuk mempermudah lawan bicara memahami pembicaraan kita. Tetapi hal itu tidak perlu dilakukan dengan face shield.
Dan bagaimana dengan kemampuan pelindung wajah untuk mencegah penularan corona virus?
Menurut tim Iowa, studi skala besar belum dilakukan. Tetapi 'dalam studi simulasi, face shield terbukti mengurangi risiko terkena virus langsung sebesar 96% ketika dipakai oleh petugas layanan kesehatan."
Belum ada penelitian yang dilakukan untuk melihat seberapa baik face shield membantu mencegah virus yang diembuskan atau batuk menyebar keluar dari pengguna yang terinfeksi. Mereka berharap studi tentang masalah itu akan dilakukan.
Mereka menekankan bahwa face shield seharusnya hanya menjadi salah satu bagian dari upaya pengendalian infeksi, dengan tetap menjaga jarak dan mencuci tangan.
Tidak akan pernah ada intervensi apa pun, bahkan vaksin, yang dapat menjamin keefektifan 100% terhadap virus corona, kata para penulis.
Robert Glatter berada di garis depan pandemi COVID-19 dalam perannya sebagai dokter UGD di Lenox Hill Hospital di New York City, setelah membaca laporan baru itu, ia setuju bahwa tindakan 'akal sehat' sangat penting dalam mengendalikan virus corona.
"Salah satu pendekatan yang paling masuk akal, terutama mengingat keterbatasan masker wajah dan penutup wajah, adalah penggunaan face shield," kata Glatter.