Pemkot Bogor Bentuk Tim Merpati & Tim Elang Tunjang Kebijakan PSBMK
Foto: Pemkot Bogor
JAKARTA – Terkait kebijakan pembatasan sosial berskala mikro dan komunitas (PSBMK), Pemerintah Kota Bogor membuat dua unit khusus untuk mengedukasi dan mengawasi aktivitas warga. Dua tim tersebut, yakni Tim Merpati yang bertugas edukasi dan Tim Elang untuk fungsi pengawasan.
Kedua tim tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor Bima Arya di Taman Ekspresi Sempur, Kota Bogor, Selasa (15/9).
"Saya sampaikan sedikit pantun untuk menyemangati. Siang-siang main halma, makannya batagor dan ikan tuna. Mari berjuang bersama-sama, agar Bogor bebas corona. Terima kasih dengan mengucap Bismillah, dengan ini inspirasi dari Kota Bogor yang Insya Allah kita praktekan di seluruh Jawa Barat, unit edukasi dan unit pengawasan atau Tim Merpati dan Tim Elang secara resmi kita mulai. Semoga Allah meringankan beban kita, meridhoi niat dan ikhtiar kita, dan melindungi kita dari marabahaya," urai Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dikutip keterangan tertulis, Rabu (16/9/2020).
Pembentukan Tim Merpati dan Tim Elang, kata Kang Emil, akan tercatat dalam sejarah menempatkan Kota Bogor sebagai salah satu kota yang terus berinovasi mencari cara-cara baru memenangkan perang melawan COVID-19.
"Saya selalu dalam batin menyebut COVID-19 ini perang. Kalau dulu perang itu melawan manusia yang punya emosi, yang bisa dilobi, sekarang perang ini musuhnya bukan manusia, tidak punya emosi, tidak bisa di lobi politik, tidak bisa diatur dan kita tidak paham bentuknya seperti apa," ujar Emil.
"Oleh karena itu kalau situasinya sudah perang, maka seperti zaman dulu yang turun bukan hanya tentara, tapi ibu-ibunya di dapur umum, kyai hingga santri perang melawan Belanda dan semuanya turut bela negara," sambungnya.
Suami dari Attalia ini menuturkan, dalam perang melawan pandemi seluruh warga mesti turun membela negara. Caranya bervariasi, bagi yang punya harta bisa berdonasi dalam bentuk uang, APD, ventilator. Bagi yang punya ilmu, seperti dokter atau ahli virus dapat mencarikan solusi untuk mengatasi pagebluk Corona.
"Yang ketiga, kita bela negaranya dengan tenaga. Katakanlah tidak punya harta, tidak punya ilmu tapi punya tenaga. Saya apresiasi, saya doakan bapak ibu Allah balas kesukarelawanannya. Sebaik-baiknyanya kita adalah yang bermanfaat untuk masyarakat," imbuh Emil.
Jika tidak punya harta, tidak punya ilmu, tidak punya tenaga, lanjut Emil, maka cukup berjuang dengan menghindari penularan.
"Caranya cuma satu, disiplin. Karena musuh itu datang kepada orang yang tidak disiplin. Kalau kita pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, itu adalah bela negara melalui kedisiplinan. Survey yang Kang Bima sampaikan, ada 16 persen yang kurang lebih tidak percaya terhadap COVID-19. Kecuali kalau sudah tertular, baru percaya," ulas Emil.
Mantan Wali Kota Bandung itu menilai edukasi sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bahaya COVID-19 dan perilaku yang mesti dijalankan saat kondisi pandemi.
"Saya sangat mengapresiasi setiap inisiatif yang datang dari kepala daerah itu akan membantu pengurangan epidemiologi. Memang kelihatan, yang rajin melakukan tindakan, biasanya situasinya lebih terukur. Namun memang sudah takdir geografisnya Bogor ini berdekatan dengan Jakarta. Jadi irama naik turunnya kurang lebih hampir sama (dengan Jakarta)," jelas Emil.
Bima Arya menambahkan, cara untuk menang melawan corona adalah kebersamaan. Jika semua elemen bangsa bersatu, pandemi bisa segera terlewati. Di Kota Bogor, kebersamaan itu diwujudkan dalam tiga hal. Pertama, menjaga wilayah melalui RW siaga di zona merah, yang diperkuat Tim Deteksi Aktif (Detektif) melalui unit lacak dan unit pantau di wilayah.
Kedua, lanjut Bima, kebersamaan diwujudkan dalam hal edukasi. Para kyai, tokoh agama, MUI, FKUB, IDI, para pasien COVID-19 ikut turun mengedukasi.
"Satu lagi adalah harus ketat pengawasan di lapangan. Jangan sampai warga merasa biasa-biasa saja. Karena itu perlu melibatkan semua pihak untuk turun setiap hari, tidak saja Satpol PP, bukan hanya TNI/Polri, tetapi semua," kata Bima.
"Karena itu kami bangga teman-teman pemuda terlibat di sini. KNPI bersama pasukannya, AMPI bersama pasukan, Karang Taruna bersama pasukannya, ada juga teman-teman pengusaha dari HIPMI. Mereka akan di supervisi oleh TNI, Polri dan Satpol PP. Mereka akan berkeliling setiap hari memastikan tidak ada pelanggaran protokol kesehatan di unit usaha dan tempat publik lainnya," lanjutnya.
Mengenai nama dua tim yang baru dibentuk, Bima menjelaskan unit edukasi diberi nama Tim Merpati karena burung merpati merupakan simbol penyampai pesan kepada publik tentang apa itu COVID-19. Sementara itu, unit pengawasan dinamakan Tim Elang karena elang punya mata yang tajam dan cermat, dapat melihat dengan jelas, dalam hal ini pelanggar protokol kesehatan.
"Terima kasih Pak Gubernur pada hari ini berkenan untuk memberikan semangat, memberikan arahan dan meresmikan terbangnya Tim Elang dan Tim Merpati ini untuk bersama-sama memenangkan pertarungan melawan COVID-19 di Kota Bogor," ungkap Bima.