NU: Perempuan Sehatkan dan Perkuat Ketahanan Keluarga Selama COVID-19
Sekretaris Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Yayah Ruchyati mengatakan perempuan memiliki peran yang penting dan strategis dalam menyehatkan dan memperkuat ketahanan keluarga selama pandemi COVID-19.
“Kenapa dibilang strategis? Perempuan tadi selain di rumah juga di kantor sangat mempunyai peran yang sangat penting,” ujar Ruchyati dalam bincang bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dengan tema “Peran Para Kartini di saat Pandemi COVID 19” di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (21/4).
Dalam hal ini perempuan memainkan peran ganda yang penting baik untuk menjaga keluarga, produktif di dunia pekerjaan termasuk dalam memberikan pelayanan sebagai tugas tenaga medis, mengedukasi keluarga dan masyarakat sekitar tentang COVID-19 dan upaya pencegahan penularannya.
Yayah menuturkan perawat di Indonesia lebih banyak dari kaum perempuan dan mewakili porsi 71 persen dari total perawat 359 ribuan. Begitu juga relawan non medis yang mana sebagian besar adalah perempuan.
Selain itu ada juga banyak pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang mayoritas merupakan perempuan. Hal itu sekaligus menunjukkan perempuan memainkan peran penting dan strategis.
Perempuan juga mampu menyelaraskan kehidupan dan tanggung jawab baik di keluarga, pekerjaan dan masyarakat.
Yayah mencontohkan apa yang dialaminya setelah sang suami wafat. Yayah secara mandiri bekerja keras membesarkan tiga orang anak sendirian. Bagi dia, orang tua tunggal bukan menjadi halangan dalam membesarkan anak.
“Itu bukan halangan bagi kami kami bisa membesarkan anak sendiri walaupun sebagai orang tua tunggal,” tuturnya.
Yayah menuturkan di balik pandemi COVID-19 ini, ada hikmah yang bisa diperoleh yakni meningkatkan kedekatan dan keharmonisan keluarga. Ada lebih banyak waktu yang bisa dihabiskan bersama anak karena arahan untuk tetap tinggal di rumah selama pandemi COVID-19. Ibu berkreasi untuk membuat kondisi keluarga nyaman sehingga anak, suami dan angota keluarga lainnya merasa nyaman dan senang menghabiskan waktu di rumah.
Ibu rumah tangga juga menjadi lebih kreatif. Dia menuturkan ada ibu yang tadinya tidak pernah masak di rumah sekarang kembali ke dapur dan berkreasi dengan masakan. Ibu menyajikan makanan yang sehat, bergizi dan seimbang di rumah untuk membuat keluarga sehat.
Namun, dia mengharapkan kedekatan dan kualitas waktu baik yang saat ini terbentuk harus tetap terjaga bahkan sesudah pandemi COVID-19 berlalu.
Agus Wibowo Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB