JAKARTA – Sebanyak 100 dokter di Indonesia telah meninggal karena virus corona. Sementara 1.000 lainnya terjangkit virus tersebut.
Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Achmad Yurianto berduka dan menyampaikan belasungkawa. Hal itu diungkapkan dalam webinar oleh Katadata.co.id x KawalCovid19, Kamis (3/9)."
Kami menyadari banyak tenaga kesehatan yang gugur karena Covid, kami sedih dan berduka. Dan kami merasakan kehilangan yang besar," kata Yuri.
Namun di sisi lain, pihaknya juga objektif. Kata Yuri, banyak tenaga kesehatan atau nakes yang tertular corona dari pasien di rumah sakit.
"Tapi kami juga objektif melihat masalah, yang mana banyak yang tertular diyakini bukan karena kapasitas profesinya, karena fungsi sosialnya," ungkap Yuri, dokterlulusan Unair ini.
Menurut Yuri, hal ini juga menjadi evaluasi bersama. Penyakit COVID-19 tidak pilih-pilih, jadi semua harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan.
"Bagaimanapun juga nakes manusia yang mempunyai aktivitas sosial. Ini juga menjadi evalausi untuk kita. Ini penyakit yang harus direspons pada sisi hulu utuk siapa pun," urainya.
"Nakes juga punya kewajiban untuk mencegah agar tidak sakit. Jangan tempatkan sebagai kita yang merawat tapi yang harus menjaga agar tidak sakit," tutur dia.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan, per 30 Agustus 2020, sudah 100 dokter meninggal akibat terpapar COVID-19. Mereka tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menuntut sejumlah hal agar kematian dokter bisa dicegah. Dari mulai tes PCR rutin, APD berkualitas baik, hingga pengaturan jam kerja.