JAKARTA – Saat ini ada beragam jenis vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan teknologi berbeda-beda. Vaksin yang mulai digunakan beberapa negara diketahui pada umumnya memerlukan dua dosis atau dua kali suntikan untuk mencapai efek perlindungan maksimal.
Terkait hal tersebut, belakangan muncul pertanyaan apakah dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda bisa digunakan. Ini menyusul rencana Inggris yang mengizinkan tenaga kesehatan mencampur dosis vaksin untuk mengatasi masalah suplai yang minim.
Kepala program imunisasi Public Health England (PHE), Mary Ramsay, menyebut seseorang seharusnya mendapat dua dosis vaksin COVID-19 yang sama. Pemberian jenis vaksin berbeda dilakukan bila terpaksa.
"Sebisa mungkin kita memberikan pasien vaksin yang sama, tapi bila tidak mungkin, maka lebih baik berikan dosis kedua dari vaksin COVID-19 yang lain daripada tidak sama sekali," kata Mary seperti dikutip dari The British Medical Journal (BMJ), Minggu (17/1/2021).
Menurut ahli meski teknologi beragam jenis vaksin COVID-19 berbeda-beda, pada prinsipnya vaksin bekerja dengan cara menginduksi respons imun terhadap spike protein virus Corona.
Oleh karena itu dari segi keamanan seharusnya tidak ada masalah. Hanya saja mungkin yang akan bisa jadi kekhawatiran adalah nilai efikasinya yang berbeda dari hasil uji klinis.
"Saya pikir orang-orang yang bekerja di bidang vaksin tidak akan mengkhawatirkan masalah keamanan menggunakan dua jenis vaksin berbeda. Tapi kita bisa mengkhawatirkan efikasinya," kata ahli kesehatan publik, Barry Pakes, dari Dalla Lana School of Public Health.