"Vaksin itu 78 persen efektif dalam mencegah kasus ringan COVID-19 dan 100 persen efektif melawan infeksi parah dan sedang," kata Dimas Covas, direktur Butantan Institute yang bermitra dengan Sinovac, dikutip dari Bloomberg.
Meski kemanjuran vaksin Corona Sinovac kurang dari 95 persen, tak seperti vaksin COVID-19 mRNA Pfizer dan Moderna, vaksin ini bisa disimpan dalam suhu lemari es normal. Otorisasi penggunaan darurat tengah diajukan ke regulator Brasil, Anvisa, pada hari Jumat.
Anvisa, memiliki waktu sekitar 10 hari untuk menganalisis permintaan izin penggunaan darurat vaksin Corona Sinovac. Covas mengatakan ada 218 relawan terinfeksi COVID-19 dari 13.000 relawan. Lebih dari 160 kasus terjadi di antara peserta yang menerima plasebo dan sisanya pada relawan yang divaksinasi.
Para pejabat menolak memberi rincian studi hasil akhir uji coba vaksinSinovac lebih detail, mereka juga tidak menentukan kapan dokumentasi lengkap akan dipublikasikan. Uji coba CoronaVac di Brasil melibatkan sukarelawan lansia, populasi yang sangat rentan.
Covas mengatakan CoronaVac telah sepenuhnya mencegah kasus COVID-19 yang parah di antara kelompok yang divaksinasi, termasuk orang tua. "Tak satu pun dari mereka yang menerima vaksin menjadi cukup sakit sehingga membutuhkan rawat inap," tegas Covas, dikutip dari Reuters.
Namun, terkait hasil efektivitas yang dihitung para peneliti Brasil, masih belum dijelaskan lebih rinci.
Cara kerja vaksin Sinovac
Seperti beberapa vaksin lainnya, CoronaVac diberikan dalam dua suntikan, dengan jarak 14 hari. "Butantan sedang mempertimbangkan untuk memberi jarak sebanyak 28 hari untuk mendapatkan lebih banyak orang di suntikan pertama mereka dengan cepat," kata Covas.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria sedang mencoba untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 akibat lonjakan kasus yang dihadapi Brasil. Hampir 11 juta dosis vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, telah dikirim ke Brasil.
Vaksinasi COVID-19 di Brasil rencananya dimulai pada 25 Januari. Sebelumnya, para peneliti di Brasil menunda merilis data lengkap tentang CoronaVac pada akhir Desember, hanya mengatakan bahwa efektivitas lebih dari 50 persen efektif.
Sekretaris Kesehatan negara bagian Sao Paulo Jean Gorinchteyn kemudian mengatakan vaksin Corona tersebut tidak mencapai kemanjuran 90 persen. Sementara di Turki, efektivitas disebut mencapai 91,25 persen, meskipun itu hanya didasarkan pada 29 kasus.
Sumber: https://health.detik.com