Satgas: Efek Pandemi Corona Akan Dirasakan hingga Beberapa Dekade
Ilustrasi virus Corona (Edi Wahyono/detikcom)
JAKARTA – Satgas Penanganan COVID-19 RI mengingatkan dampak pandemi virus Corona (COVID-19) yang akan panjang. Menurut Satgas, efek pandemi Corona akan dirasakan dunia hingga beberapa dekade mendatang.
"Seperti yang disampaikan oleh WHO (World Health Organization) dalam pertemuan emergency committee COVID-19 pada 31 Juli, menandakan dunia telah memasuki bulan ke-6 sejak pertama kali WHO mendeklarasikan status kegawatdaruratan public health," ungkap jubir Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam tayangan yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Setpres, Kamis (6/8/2020).
Wiku juga mengutip pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Pandemi merupakan krisis kesehatan yang terjadi sekali dalam 100 tahun.
"Banyak negara yang berpikir mereka telah melewati kondisi terburuk, telah mencapai kondisi yang cukup aman, namun saat ini seperti yang kita lihat negara-negara ini kembali mengalami gelombang wabah baru dengan meningkatnya jumlah kasus dan angka kematian," sebutnya.
"Efek dari pandemi ini masih akan dirasakan hingga beberapa dekade mendatang. Dan saat ini WHO bersama banyak negara di dunia sangat aktif dan mengakselerasi dalam penyelenggaraan penelitian pengobatan vaksin COVID-19," sambung Wiku.
WHO, disebut Wiku, mengakui vaksin merupakan solusi jangka panjang. Apalagi dalam proses menuju produksi masih diperlukan waktu yang tidak sebentar.
"Mari jangan menunggu obat dan vaksin karena kita juga berpacu dengan waktu. Pencegahan preventif adalah kunci yang paling utama dalam menekan jumlah kasus dan kematian. Hanya pilihan inilah yang kita punya saat ini. Oleh karena itu, semuanya kembali pada protokol kesehatan," tutur Wiku.
Dia juga menyatakan Satgas COVID-19 sedikit memodifikasi pesan terkait pesan protokol kesehatan. Memakai masker dan mencuci tangan saja tidaklah cukup untuk saat ini.
"Kami agak mengubah pesannya. Tidak malas mencuci tangan dan pakaian sesampainya di rumah. Tidak mencopot atau melepaskan masker ketika berada di luar rumah dan disiplin dalam menjaga jarak dan menjauhi kerumunan," ucapnya.
Pemerintah juga memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan di Indonesia, terutama yang berjuang melawan Corona. Satgas juga turut menyampaikan dukacita kepada para tenaga kesehatan yang gugur selama menangani wabah ini.
"Tenaga kesehatan banyak yang telah gugur dalam melawan COVID-19. Pemerintah tidak memiliki toleransi terhadap kondisi ini dan kami berusaha keras untuk mencegah terjadinya korban yang lebih banyak lagi. Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga dan rekan sejawat tenaga kesehatan yang ditinggalkan," kata Wiku.
"Perlu diketahui, Indonesia memiliki ketimpangan rasio tenaga kesehatan. Oleh sebab itu, sejak awal dalam penanganan COVID-19, kami sangat menitikberatkan perlindungan tenaga kesehatan sebagai prioritas utama seperti yang diarahkan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19," sambung dia.
Wiku juga mengingatkan rumah sakit yang ada di Indonesia untuk tidak memberikan jadwal kerja berat kepada tenaga kesehatan yang menangani Corona. Tenaga kesehatan harus terus terjaga imunitasnya.
"Selain ini, kami ingin mengingatkan kepada setiap rumah sakit untuk memberikan perlindungan penuh pada para tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 berupa pembatasan jam kerja agar tidak kelelahan yang dapat berakibat pada penurunan imunitas. Bersama kita saling menjaga, bersatu kita bisa," tutup Wiku.