JAKARTA – Varian baru Corona baik yang terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan yang terbaru di AS tengah menjadi sorotan di berbagai negara di dunia. Berbagai strain virus ini disebut lebih menular dari strain sebelumnya.
Varian baru Corona ini juga dikhawatirkan bisa mengganggu efektivitas vaksin Corona yang saat ini mulai didistribusikan di Indonesia.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito mengatakan, vaksin Corona yang ada saat ini masih mampu melindungi penerimanya dari mutasi atau varian baru Corona yang bermunculan.
Meskipun belum ada penelitian yang lebih lengkap terkait varian baru ini, tetapi para peneliti menilai strain yang baru muncul ini tidak mengubah struktur protein spike dari virus tersebut.
"Karena vaksin kan meningkatkan antibodi, dan mutasi baru pada virus ini diharapkan tidak mengubah struktur protein spike dari target vaksin itu, sehingga masih bisa dikenali antibodi," kata Penny di Komisi IX DPR RI pada Kamis (14/01/2021).
Penelitian masih akan terus dilakukan terhadap varian baru Corona ini. Namun, tidak ada kekhawatiran akan adanya perubahan protein spike dari virus dan masih bisa efektif untuk menanganinya.
"Masih bisa efektif sampai dengan sekarang, sampai ada data baru," lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat Komisi IX DPR juga sempat mengungkapkan langkah pelacakan varian baru Corona. Tetapi, ia masih belum bisa memastikan apakah varian tersebut sudah masuk ke Indonesia.
"Kalau ditanya udah ada di Indonesia belum, saya akan jawab belum tahu. Karena itu saya bilang ke teman-teman ini perang melawan virus seperti perang beneran, kita harus punya intelnya yaitu dari Kementerian Kesehatan," jelas Menkes Budi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring beberapa waktu lalu.
Selain itu, langkah untuk melacak keberadaan varian baru Corona ini Menkes bersama Menristakbrin telah memformalisasikan jaringan laboratorium tersebut di beberapa titik kota yang banyak pendatangnya.
"Sehingga kita bisa mengidentifikasi secara dini, kita memiliki sistem intelijen secara dini kalau ternyata ada virus mutasi baru yang masuk," kata Menkes.
"Mudah-mudahan harusnya mulai minggu ini kita bisa mengidentifikasi virus-virus yang masuk," lanjutnya.