BANDUNG – Sebanyak 15 juta dosis bahan baku (bulk) vaksin COVID-19 dari Sinovac mulai diolah Biofarma. Dalam sepekan ini, Biofarma baru menyelesaikan 4 juta dosis vaksin jadi dari belasan juta dosis bulk yang diterima.
"Dari 15 juta dosis bahan baku sampai hari kemarin sudah di empat juta dosis vaksin, sekarang kita sedang melakukan proses quality control. Kalau sudah bagus, kita kirim laporan ke BPOM, nanti BPOM yang memberikan persetujuan sebelum kita bisa didistribusikan," kata Dirut Biofarma Honesti Basyir di Kantor Biofarma, Kota Bandung, Jumat (22/1/2021).
Ia mengatakan, secara keseluruhan Biofarma akan mengimpor 140 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19 untuk diproduksi di Biofarma. "Total yang kita impor bahan baku 140 juta dosis, kalau diproduksi jadinya 122,5 juta dosis vaksin jadi," kata Honesti.
"Kita sudah dapat CPOB, sertifikasi dari BPOM artinya kita sudah layak untuk produksi," katanya menambahkan.
Terkait distribusi vaksin tersebut, kata Honesti, saat ini pihaknya tengah melakukan pengontrolan kualitas terhadap vaksin yang telah selesai diproduksi. Baru setelah itu, Biofarma akan meminta izin edar dari BPOM RI untuk mendistribusikan vaksin.
"Kemampuan produksi kita seminggu itu tiga juga dosis, nanti setelah selesai proses quality control (kurang lebih) dua minggu, setelah quality control kita meminta izin dari BPOM untuk bisa dirilis. Kalau BPOM sudah merilis baru kita akan mendistribusikan, tapi tiap bulan pasti akan distribusi dari vaksin yang diproduksi Biofarma," ujarnya.
Seperti diketahui 15 juta dosis bulk vaksin COVID-19 tiba di Biofarma pada 12 Januari 2021 lalu. Kepala Bidang Corporate Communication Biofarma Iwan Setiawan mengatakan, vaksin yang diproduksi oleh Biofarma akan dikemas dalam bentuk multi dose.
"Jadi nanti akan dilakukan formulasi, filing dan packaging kurang lebih memakan waktu sebulan," ucap Iwan.
Untuk vaksin yang diproduksi, kata Iwan, tak perlu lagi melewati proses uji klinis. Pasalnya, bahan baku yang diperoleh berasal dari Sinovac yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM RI.