JAKARTA – Meski umumnya banyak orang terpapar COVID-19 memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, beberapa dari mereka mengidap gejala COVID-19 berat hingga berakhir kritis.
Beberapa hal yang menjadi pemicunya termasuk penyakit penyerta hingga adanya komplikasi. Para ilmuwan mengidentifikasi pasien Corona yang mengidap gejala COVID-19 buruk.
Hal ini dikarenakan penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Washington St Louis menyebut masih banyak dokter sulit memprediksi pasien rawat inap yang berisiko mengalami komplikasi serius hingga kematian.
"Salah satu aspek paling menjengkelkan dari pandemi COVID-19 adalah ketidakmampuan dokter untuk memprediksi pasien yang baru dirawat di RS yang akan mengembangkan penyakit parah, termasuk komplikasi yang memerlukan pemasangan selang pernapasan, dialisis ginjal, atau lainnya. perawatan intensif," beber para peneliti.
Meskipun usia dan riwayat medis disebut dapat membantu memprediksi tingkat risiko COVID-19, ada beberapa kasus saat pasien tampaknya tidak berisiko tinggi COVID-19 tetapi berakhir mengidap gejala COVID-19 berat hingga meninggal.
Berikut beberapa temuan studi terkait peningkatan keparahan risiko infeksi COVID-19, dikutip dari Times of India.
Sleep apnea
Studi baru yang dimuat BMJ Open Respiratory Research mengungkapkan ada banyak penyakit penyerta yang berisiko memicu komplikasi COVID-19. Namun, sleep apnea disebutkan memiliki risiko tinggi terkena komplikasi COVID-19.
Peneliti menemukan 21 persen pasien yang mengidap COVID-19 parah memiliki kondisi obstructive sleep apnea (OSA).
Golongan darah A
Penelitian juga menemukan tipe golongan darah dapat menunjukkan apakah seseorang berisiko mengalami gejala COVID-19 parah atau tidak. Sebuah laporan menyebut orang dengan golongan darah A lebih mungkin sakit parah saat terinfeksi virus SARS-CoV-2 COVID-19.
Varian gen
Memiliki varian gen tertentu dapat berperan dalam menentukan apakah infeksi COVID-19 semakin parah. Dalam satu penelitian di Inggris terhadap 2.200 pasien, ditemukan bahwa satu varian genetik tertentu yang ditemukan di wilayah kromosom 3 dikaitkan dengan peningkatan risiko COVID-19 sebesar 30 persen.
Merokok
Studi yang dimuat di JAMA Internal Medicine menyebut perokok kemungkinan berisiko mengidap kondisi parah karena COVID-19. Tim peneliti mempelajari kasus pada 7.102 pasien COVID-19 dan menemukan bahwa orang yang merokok 2,25 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang tidak pernah merokok.