Universitas Pakuan Pecahkan Rekor MURI pada Kegiatan PPBN 2015
Rektor Unpak, Dr.Bibin Rubini, M.Pd membuka dan memimpin kegiatan mahasiswa dalam pembuatan Biopori menyatakan, bahwa melestarikan dan membuat sebuah gerakan cinta dengan alam merupakan salah satu kegiatan bela negara. “Mereka langsung turun untuk melakukan kegiatan nyata bagaimana membela negara itu, ya salah satunya dengan membuat lubang resapan biopori.”
Komandan Lanud ATS, Marsma TNI Dedy Permadi mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan yang sangat positif. Didampingi Komandan Korem 061/Sk Kolonel Inf Fulad, beliau sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan di pangkalan militer. Menurutnya, kegiatan ini memang suatu terobosan yang baik untuk mahasiswa baru. Pada dasarnya, Biopori (biopore) yang berarti terowongan kecil di dalam tanah adalah salah satu metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air pada tanah. Lubang Resapan Biopori dibuat dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 60-100 cm. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan menjadi tempat jalannya air sehingga memperlancar peresapan air dan perkembangan akar tanaman serta populasi hewan tanah.
Teknologi biopori dapat mengurangi limpasan air hujan (run-off) dengan meresapkan lebih banyak volume air hujan ke dalam tanah, dengan membentuk liang/ pori-pori dalam tanah melalui aktifitas proses degradasi sampah organik oleh mikroorganisme dan organisme dalam tanah, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya banjir. Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan.
Semoga dengan raihan prestasi kegiatan ini menjadikan Universitas Pakuan senantiasa menjadi pelopor bagi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup. Pembuatan lubang resapan 'biopori' sebagai upaya penerapan teknologi tepat guna yang sederhana yang mampu memberi sumbangsih nyata bagi penyelamatan lingkungan hidup. Upaya sederhana ini akan menjadi akhir yang tidak sederhana karena mampu menyelamatkan kita dari kekurangan cadangan air tanah (ground water) serta menyelamatkan bumi/ tanah dengan menyuburkannya kembali.