Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar
Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar Peran Sains Data dan IoT Mewujudkan Perkuliahan yang Efisien.
Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar Peran Sains Data dan IoT Mewujudkan Perkuliahan yang Efisien.
Dosen di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Mohamad Iqbal Suriansyah, M.Kom., memberikan materi webinar yang diadakan untuk mahasiswa Universitas Negeri Semarang (https://unnes.ac.id) melalui Zoom Meeting. Dalam materinya, yang berjudul "Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar: Peran Sains Data dan IoT Mewujudkan Perkuliahan yang Efisien", beliau membahas tentang bagaimana teknologi Sains Data dan IoT dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi perkuliahan, serta bagaimana penerapan teknologi tersebut dapat membantu dalam mewujudkan transformasi pendidikan menuju kota pintar.
Teknologi adalah komponen pendukung pengembangan kota cerdas yang melengkapi Budaya Inovasi dan Manajemen Inovasi yang baik.
Memilih teknologi harus tepat guna sesuai permasalahan dan kebutuhan; perlu direncanakan keberlangsungan-nya (perawatan, pengembangan lebih lanjut, komponen lokal, layanan lokal).
Inovasi penyediaan berbagai layanan cerdas dan proses bisnis dapat memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, Ketergantungan pada teknologi yang tidak tepat dan tidak terkelola dengan baik berpotensi menghambat kesinambungan serta menimbulkan inefisiensi dan menjadi kontra produktif.
Latar Belakang “Smart City” di dunia
Pada 2050 diperkirakan 6 miliar manusia akan tinggal di kawasan perkotaan di seluruh dunia; Perkotaan akan mengkonsumsi sekitar 70% dari penggunaan energi global; Penyediaan dan pengelolaan sumber daya menjadi tantangan besar; Diperlukan solusi untuk transformasi yang cerdas, aman dan berkelanjutan di semua kawasan perkotaan di dunia, yaitu “smart city”.
Latar Belakang Regional
Konsep “smart city” awalnya diterapkan di negara-negara maju kini mulai populer di Asia dan juga menjadi inisiatif ASEAN. Konsep pembangunan “smart city” mulai 2015 dirintis di berbagai perkotaan dan wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City dirintis Kementerian Kominfo bersama dengan Kemenpan, PUPR, Bappenas, Kantor Staf Presiden dan instansi lain.
Pemahaman mengenai smart city yang beragam, Ekspektasi masyarakat dan banyak pihak terus meningkat. Kesiapan penerapan masih sangat beragam, Pengembangan smart city banyak yang belum sistematis, tepat sasaran dan terpadu.
*Selengkapnya silahkan download PDF file
Dosen di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Mohamad Iqbal Suriansyah, M.Kom., memberikan materi webinar yang diadakan untuk mahasiswa Universitas Negeri Semarang (https://unnes.ac.id) melalui Zoom Meeting. Dalam materinya, yang berjudul "Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar: Peran Sains Data dan IoT Mewujudkan Perkuliahan yang Efisien", beliau membahas tentang bagaimana teknologi Sains Data dan IoT dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi perkuliahan, serta bagaimana penerapan teknologi tersebut dapat membantu dalam mewujudkan transformasi pendidikan menuju kota pintar.
Teknologi adalah komponen pendukung pengembangan kota cerdas yang melengkapi Budaya Inovasi dan Manajemen Inovasi yang baik.
Memilih teknologi harus tepat guna sesuai permasalahan dan kebutuhan; perlu direncanakan keberlangsungan-nya (perawatan, pengembangan lebih lanjut, komponen lokal, layanan lokal).
Inovasi penyediaan berbagai layanan cerdas dan proses bisnis dapat memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, Ketergantungan pada teknologi yang tidak tepat dan tidak terkelola dengan baik berpotensi menghambat kesinambungan serta menimbulkan inefisiensi dan menjadi kontra produktif.
Latar Belakang “Smart City” di dunia
Pada 2050 diperkirakan 6 miliar manusia akan tinggal di kawasan perkotaan di seluruh dunia; Perkotaan akan mengkonsumsi sekitar 70% dari penggunaan energi global; Penyediaan dan pengelolaan sumber daya menjadi tantangan besar; Diperlukan solusi untuk transformasi yang cerdas, aman dan berkelanjutan di semua kawasan perkotaan di dunia, yaitu “smart city”.
Latar Belakang Regional
Konsep “smart city” awalnya diterapkan di negara-negara maju kini mulai populer di Asia dan juga menjadi inisiatif ASEAN. Konsep pembangunan “smart city” mulai 2015 dirintis di berbagai perkotaan dan wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City dirintis Kementerian Kominfo bersama dengan Kemenpan, PUPR, Bappenas, Kantor Staf Presiden dan instansi lain.
Pemahaman mengenai smart city yang beragam, Ekspektasi masyarakat dan banyak pihak terus meningkat. Kesiapan penerapan masih sangat beragam, Pengembangan smart city banyak yang belum sistematis, tepat sasaran dan terpadu.
*Selengkapnya silahkan download PDF file
Dosen di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Mohamad Iqbal Suriansyah, M.Kom., memberikan materi webinar yang diadakan untuk mahasiswa Universitas Negeri Semarang (https://unnes.ac.id) melalui Zoom Meeting. Dalam materinya, yang berjudul "Transformasi Pendidikan Menuju Kota Pintar: Peran Sains Data dan IoT Mewujudkan Perkuliahan yang Efisien", beliau membahas tentang bagaimana teknologi Sains Data dan IoT dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi perkuliahan, serta bagaimana penerapan teknologi tersebut dapat membantu dalam mewujudkan transformasi pendidikan menuju kota pintar.
Teknologi adalah komponen pendukung pengembangan kota cerdas yang melengkapi Budaya Inovasi dan Manajemen Inovasi yang baik.
Memilih teknologi harus tepat guna sesuai permasalahan dan kebutuhan; perlu direncanakan keberlangsungan-nya (perawatan, pengembangan lebih lanjut, komponen lokal, layanan lokal).
Inovasi penyediaan berbagai layanan cerdas dan proses bisnis dapat memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, Ketergantungan pada teknologi yang tidak tepat dan tidak terkelola dengan baik berpotensi menghambat kesinambungan serta menimbulkan inefisiensi dan menjadi kontra produktif.
Latar Belakang “Smart City” di dunia
Pada 2050 diperkirakan 6 miliar manusia akan tinggal di kawasan perkotaan di seluruh dunia; Perkotaan akan mengkonsumsi sekitar 70% dari penggunaan energi global; Penyediaan dan pengelolaan sumber daya menjadi tantangan besar; Diperlukan solusi untuk transformasi yang cerdas, aman dan berkelanjutan di semua kawasan perkotaan di dunia, yaitu “smart city”.
Latar Belakang Regional
Konsep “smart city” awalnya diterapkan di negara-negara maju kini mulai populer di Asia dan juga menjadi inisiatif ASEAN. Konsep pembangunan “smart city” mulai 2015 dirintis di berbagai perkotaan dan wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2017 Gerakan Menuju 100 Smart City dirintis Kementerian Kominfo bersama dengan Kemenpan, PUPR, Bappenas, Kantor Staf Presiden dan instansi lain.
Pemahaman mengenai smart city yang beragam, Ekspektasi masyarakat dan banyak pihak terus meningkat. Kesiapan penerapan masih sangat beragam, Pengembangan smart city banyak yang belum sistematis, tepat sasaran dan terpadu.
*Selengkapnya silahkan download PDF file