Sementara itu, hadir sebagai narasumber, Staff Ahli Universitas Bhayangkara Jakarta, Dr. Sc. Agr. Ir. Didik Sulistyanto. Pada kesempatan itu, dirinya membeberkan sejumlah trik dan tips yang harus diketahui oleh para dosen dalam membuat proposal penelitian.
Dirinya mengatakan bahwa hal itu sangat penting, sebab pada Tridharma Perguruan Tinggi dalam dharma kedua dan ketiga banyak kelemahan dosen yang kurang disadari.
Dalam dharma pertama, pendidikan tentang pengajaran yang sudah rutin dilakukan, tetapi dharma kedua dan ketiga, penelitian dan pengabdian banyak dosen yang belum menyadari itu. Terdapat sejumlah proposal yang gagal saat diajukan.
Dia mengungkap, sebenarnya kegagalan itu bukan dari substansi dan kualitas proposal. Namun proposal-proposal itu gagal karena tidak sesuai dengan panduan dan syarat administrasi.
Menurutnya, panduan dan syarat itulah menyebabkan proposal-proposal penelitian dari para dosen tersebut gagal.
Melalui workshop dan coaching clinik tersebut, dirinya akan mendampingi dosen dalam melalukan rehabilitasi pada penyebab-penyebab kegagalan terhadap proposal dosen.
Kemudian, dirinya mengungkapkan hal-hal yang belum disadari oleh para dosen, yakni ketidaktahuan. Sebetulnya, reviewers memiliki strategi-strategi penting yang dinilai dari proposal. Tidak terpaku pada substansi.
Namun, yang tidak kalah penting adalah track record dari peneliti itu sendiri, yang memiliki nilai sebesar 40%. Dia mencontohkan 40% itu terdapat dalam pengalaman penelitian, aktivitas yang dilakukan oleh tim, apakah sesuai dengan riset yang diusulkan atau tidak.
Rata-rata proposal para dosen yang gagal, para pembuat proposal ini tidak memasukan data-data track record ke sistem SINTA. Hasilnya, track record itu akan rendah, dan nilai 40% tersebut tidak akan lolos.
Track record itulah yang penting dan harus dimiliki oleh pengusul, baik penelitian dan pengabdian. Ketidaktahuan itulah terjadi hingga mengakibatkan nilai rendah dan tidak lolos.
Selain itu, dirinya menyarankan agar Unpak segera mempersiapkan SDM yang unggul. Menurutnya, Unpak adalah kampus yang unggul dan harus segera melakukan pemetaan terhadap riset-riset yang unggul.
Riset unggulan tersebut didasari oleh visi dan misi dari lembaga, dan harus ditata dengan baik. Sehingga, kepakaran-kepakaran para dosen bisa menjadi ciri dan memang tidak dimiliki oleh kampus lain.
Dirinya menjelaskan, hal tersebut bisa mencirikan visi dan misi dari Unpak sendiri. Jadi lembaga harus menindaklanjuti, yakni dengan melakukan pemetaan di setiap fakultas maupun program studi. Sebab, lembaga membutuhkan dukungan para dosen melalui penelitian yang sesuai dengan visi dan misi universitas.
Di tempat berbeda, Ketua LPPM Unpak, Dr. Dolly Priatna. M.Si. mengatakan, sebetulnya kegiatan tersebut untuk menjawab kebutuhan para dosen dalam mempersiapkan proposal-proposal yang berkualitas. Artinya, Unpak bisa lebih banyak membuat proposal yang didanai melalui hibah dari luar kampus, mulai dari hibah riset Mendikbudristek, hibah abdimas dan Matching Fun Kedaireka.
Sebab, Dr. Dolly Priatna menjelaskan, dana penelitian Unpak dari kementrian mengalami penurunan, sehingga banyak usulan dari para dosen untuk membuat kegiatan workshop dan coaching klinik, untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam membuat proposal penelitian.