Seminar Pekan Ilmiah Manajemen “Sumber Daya Manusia Sebagai Modal Utama Perekonomian Bangsa"
Pada seminar Pekan Ilmiah ini menghadirkan 3 pembicara, yaitu : Ibu Rachmini Rachman Uno, Bapak Gatot Haryadi dan Bapak Raja Sapta Oktohari.
Pembicara pertamaIbu Rachmini Rachman Uno Beliau lebih dikenal ibu Mien Uno yang merupakan Ibunda Sandiaga S. Uno. Ibu Mien adalah Presiden Direktur Yayasan Duta Bangsa. Beliau menjelaskan bahwa kesuksesan itu dapat dimulai dari bahagia dan tersenyum. Bangsa Indonesia harus bisa memiliki karakter yang dapat menjadi sukses. Beliau juga menceritakan mengenai kiat suksesnya dalam mendidik ke dua anaknya.
Pembicara keduaBapak Gatot Haryadi Beliau merupakan Corporate Strategy Head di PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Beliau menjelaskan mengenai kondisi perekonomian Indonesia pada saat ini dan kriteria Human Resource yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.
Pembicara ketigaBapak Raja Sapta Oktohari Beliau merupakan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Pusat. hobi beliau menjadi seorang promotor musik, olahraga dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini beliau menjelaskan mengenai bagaimana menjadi seorang Sumber daya manusia yang siap menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain atau dengan kata lain siap menjadi seorang entrepreneur dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015, mulai dari menciptakan Human Resource yang berkarakter, memiliki pemahaman mengenai kondisi perekonomian Indonesia saat ini dan mengetahui bagaimana meningkatkan perekonomian Bangsa dengan berwirausaha.
Tingkat persaingan global yang semakin memanas menuntut kita untuk selalu berpikir dengan kemampuan bangsanya dilihat tata letak secara geografis agar Indonesia mampu menjadi bagian dari persaingan global dan tidak menutup kemungkinan menjadi pemimpin pasar dunia. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam pembaharuan ekonomi, yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan.