Prodi PWK Unpak "Kuliah Dosen Tamu Studium General"
UNPAK — Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan mengadakan kuliah dosen tamu studium general yang bertemakan "Peran Perencanaan Wilayah dan Kota dalam Implementasi SDGs dan NUA di Masa Pandemi di Indonesia" secara daring, Sabtu (09/10/2021). Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh Program Studi PWK, sebagai bagian dari mata kuliah Studium General.
Sambutan diberikan oleh Ir. Lilis Sri Mulyawati, M.Si selaku Ketua Prodi PWK, dan dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Ir. Singgih Irianto, M.Si. Adapun acara dimoderatori oleh Dr. Ir. Janthy Trilusianthy Hidayat, M.Si.
Ketua Prodi PWK, Ir. Lilis Sri Mulyawati, M.Si mengatakan bahwa masa pandemi ini berdampak pada pelaksanaan pembangunan di Indonesia, termasuk didalamnya adalah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dan New Urban Agenda (NUA). Menjadi tugas untuk kita semua dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Dengan diadakannya kuliah dosen tamu Studium General diharapkan dapat memberikan ide untuk para mahasiswa dalam pembuatan tugas akhir, agar lebih bervariasi tidak hanya menulis tentang kemacetan lalu lintas, tetapi juga bisa membuat sesuatu yang baru", harapnya.
Lebih lanjut, Dekan Fakultas Teknik Ir. Singgih Irianto, M.Si berharap bahwa dengan diadakannya kuliah umum ini dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa PWK dari narasumber luar yang berkompeten di bidangnya, baik akademisi maupun praktisi. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dan New Urban Agenda (NUA) di Indonesia.
Kuliah Umum tersebut menghadirkan narasumber Ir. Teti Armiati Argo, MES., Ph.D, dosen PWK SAPPK Institut Teknologi Bandung, yang diikuti oleh para mahasiswa program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan, sivitas akademika, dan masyarakat umum.
Berdasarkan Sidang umum Perserikatan Bangsa–Bangsa (PBB) pada 25 September 2015 lalu di New York, Amerika Serikat, secara resmi telah mengesahkan SDGs sebagai kesepakatan pembangunan global. Setidaknya 193 kepala negara hadir dan mengesahkan, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di tingkat nasional, SDGs atau yang dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), dituangkan dalam Perpres No 59 Tahun 2017 melalui empat pilar pembangunan, yaitu pilar sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola pemerintahan. Dalam implementasinya, SDGs dimuat dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) 5 tahunan, peta jalan nasional SDGs 2030, dan sistem pemantauan SDGs. Adapun di tingkat daerah, SDGs diintegrasikan ke dalam RPJMD.
New Urban Agenda (NUA) atau yang dikenal dengan Agenda Perkotaan Baru merupakan komitmen global dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, hasil kesepakatan 140 negara pada Habitat III Cities Conference di Quito, Ecuador pada bulan Oktober 2016. NUA berisikan visi bersama, prinsip dan komitmen, ajakan beraksi, cara pelaksanaan, dan pemantauannya.
Perencanaan wilayah dan kota tidak dapat terlepas dari upaya mewujudkan SDGs dan NUA. PWK merupakan rencana aksi perwujudan SDGs dan NUA melalui perumusan kebijakan, program, pemantauan, evaluasi, pelaporan, pendanaan, yang melibatkan komitmen para pemangku kepentingan. Oleh karenanya perencana mempunyai peran penting di dalamnya. Perencana dapat berkontribusi mengembangkan identitas lokal dan berinovasi untuk menyelesaikan permasalahan perkotaan dan menciptakan perkotaan yang layak huni, inklusif, dan berkelanjutan.
Menciptakan kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 11 yang menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia. Masih banyak persoalan yang belum selesai, seperti peluberan kota, kekumuhan, kerentanan masyarakat, dan lingkungan yang buruk. Oleh karenanya, dalam upaya mewujudkan perumahan yang aman dan terjangkau, sistem transportasi dan urbanisasi inklusif dan berkelanjutan diperlukan keterlibatan semua elemen masyarakat.
Pandemi Covid-19 membuat Pemerintah Indonesia dan juga banyak negara lainnya menggeser fokus perhatian implementasi SDGs. Indonesia saat ini lebih fokus pada pencapaian SDGs 1-5 yang merupakan tujuan dasar pencapaian pembangunan berkelanjutan, yaitu 1. Mengakhiri kemiskinan, 2. Mengakhiri kelaparan, 3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia, 4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, serta 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. (Mei)