UNPAK - Dua ilmuwan asal Filipina, Prof. Alexander G. Flor, Ph.D. dan Benjamina Paula G. Flor, Ph.D. menyerukan pentingnya budaya dalam komunikasi kepada mahasiswa saat berkunjung ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Kedua pembicara dari University of the Philippines-Open University dan University of the Philippines-Los Banos ini memiliki kepakaran di bidang komunikasi budaya dan infomasi. Mereka menyampaikan sejumlah perkara komunikasi terkait dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Dekan FISIB Universitas Pakuan, Dr. Agnes Setyowati H., M.Hum. mengaku sengaja menghadirkan keduanya dalam kuliah umum bertajuk '"New Perspective of Communication Studies in Understanding Social Changes and Local Cultures" khusus menanggapi perkembangan teknologi dan informasi yang kini serba digital.
Kedua pembicara memberikan paparan mengenai sinergi budaya dan komunikasi dalam memberdayakan masyarakat untuk menjaga lingkungan alam dan sosial ke arah yang lebih baik.
Agnes menyebutkan, secara umum kedua pembicara menekankan pentingnya pemahaman budaya sebagai bentuk dari komunikasi dan komunikasi sebagai budaya yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Melalui berbagai bentuk komunikasi yang efektif, budaya dan berbagai bentuk kearifan lokal nusantara dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan lingkungan hidup.
Hal ini dikarenakan budaya dan komunikasi memiliki peranan yang sangat sentral dalam keberlangsungan hidup manusia dan lingkungannya. Kuliah ini juga membahas peran sentral dari perkembangan informasi dan teknologi bagi perkembangan komunikasi budaya.
"Perkembangan teknologi dan informasi yang serba digital ini merupakan fenomena tersendiri dengan berbagai permasalahannya. Studium generale yang kita selenggarakan pada hari ini merupakan salah satu upaya yang kita lakukan untuk terus belajar dan meng-update perkembangan ilmu pengetahuan di bidang terkait," katanya.
Karena, menurut pengamat budaya yang juga Ketua Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia Komisariat Bogor itu, perlu ada perspektif serta riset-riset ihwal dampak terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya dari fenomena perkembangan teknologi dan informasi.
Ia mengatakan bahwa kuliah umum ini merupakan hasil kerja sama antara FISIB Unpak, Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia dan Forum Komunikasi Pembanguan Indonesia (FORKAPI).
Di samping itu, ia berencana menjajaki kerja sama dan nota kesepahaman dengan University of the Philippines-Open University. Bentuk kerja sama ini rencananya akan mencakup beberapa hal seperti pertukaran mahasiswa dan dosen antaruniversitas, studi banding, proyek penelitian, studi lanjutan tenaga pengajar, "distance learning", "visiting lecturer", pengajaran, pengabdian, dan lain-lain.
Melalui kerja sama ini ia berharap bahwa selain berkomitmen untuk memperluas kerja sama internasional, FISIB akan terus mengembangkan berbagai studi atau kajian terkait dengan bahasa, budaya, dan ilmu komunikasi.
“FISIB memiliki empat program studi yang terdiri dari Sastra Inggris, Sastra Indonesia, Sastra Jepang, dan Ilmu Komunikasi. Selain itu, FISIB juga memiliki perhatian khusus pada perkembangan budaya, bahasa, dan ilmu-ilmu komunikasi. Oleh karena itu, kami selalu terbuka terhadap berbagai teori, kajian, dan bahkan perspektif baru yang berkaitan dengan bahasa, budaya, dan komunikasi," demikian Agnes.