Mahasiswa TRMB Unpak Gabungkan AI dengan Siaran Radio, Dipuji Indy Barends
“Langkah kecil dari studio, gema besarnya sampai ke masa depan penyiaran digital.”
“Langkah kecil dari studio, gema besarnya sampai ke masa depan penyiaran digital.”

UNPAK — Mahasiswa konsentrasi Televisi Radio Media Baru (TRMB) Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) menuai pujian setelah sukses mengawinkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan siaran radio live multiplatform, di Radio Swara Pakuan Unpak.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu (21/6) itu sebagai bagian dari penguatan literasi media dan eksplorasi teknologi siaran radio masa kini.
Penyiar radio senior sekaligus artis ternama, Indy Barends memuji usaha para mahasiswa tersebut.
Ia yang datang sebagai narasumber pada acara bertajuk Tiba Tiba Suddenly itu mengaku tidak menyangka bahwa ternyata teknologi laboratorium radio Fisib Unpak sudah sangat layak untuk mengudara.
“Keren banget sih, karena aku nggak menyangka, mahasiswanya kreatif banget, laboratorium radionya juga keren banget,” ungkap Indy.
Menurut Indy, dunia pendidikan yang ada di Fisib Unpak sekarang ini benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi.
Ia pun merasa bangga memiliki pengalaman seperti ini, bertemu dengan mahasiswa yang kreatif. Terlebih terus bisa bersiaran kembali, dan melihat kecanggihan teknologi yang sudah semakin pesat.
“Jadi mahasiswanya jangan sampai ketinggalan, karena sekarang orang tuh nyari skill, pamer skill, tapi in a good way,” ujar Indy.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan penuh kecintaan. Tidak setengah-setengah dan paksaan.
“Apalagi semua fasilitas sudah disediakan, tinggal kita mau atau enggak melakukannya. Nah, jadi saat kita mau, ya lakukan, ingat, waktu itu nggak pernah mundur. Jadi saat kita punya kesempatan, lakukanlah,” jelas Indy.
Sementara, Wakil Dekan II Fisib Unpak Sasongko S.Putro, menerangkan, proyek ini adalah terobosan yang sangat bagus dan mengikuti tren kemajuan media, terutama dalam penyiaran radio. Proyek ini menunjukkan inovasi dan kreativitas mahasiswa di jurusan ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi TRMB.
“Mahasiswa harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan media. Menekankan pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi, termasuk keterlibatan AI sebagai tantangan dan harapan,” terang Sasongko.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fisib Unpak, Ahsani Taqwim Aminuddin, menjelaskan, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan multiplatform saat ini, karena semua media, termasuk radio dan TV, terdampak oleh tren ini. Setiap hari, platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi bagian dari konsumsi media sehari-hari.
“Kolaborasi dengan AI dan melibatkan berbagai latar belakang orang sangatlah positif, produksi yang dilakukan sudah mencapai tingkat profesional, dengan penggunaan alat, lokasi, dan bintang tamu yang tepat,” jelas Ahsani.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fisib Unpak, Ratih Siti Aminah, turut memuji hasil karya mahasiswa tersebut, menurutnya kita harus terus mengupgrade pengetahuan, terutama terkait teknologi media baru, baik televisi maupun radio. Jangan cepat puas dengan capaian sekarang.
“Kita tidak bisa lagi menghindari keberadaan AI, karena sekarang memang sudah menjadi bagian dari dunia digital. AI harus kita manfaatkan sebagai bagian dari produk-produk media kita,” kata Ratih.
Ratih menambahkan, tapi jangan hanya mengandalkan AI, tetap harus menonjolkan kreativitas dan critical thinking kita sendiri. AI itu tools, bukan pengganti ide, jadi sah-sah saja digunakan, asalkan tetap punya sentuhan kreatif dari kita.
*Sumber: pakuanraya.com
UNPAK — Mahasiswa konsentrasi Televisi Radio Media Baru (TRMB) Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) menuai pujian setelah sukses mengawinkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan siaran radio live multiplatform, di Radio Swara Pakuan Unpak.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu (21/6) itu sebagai bagian dari penguatan literasi media dan eksplorasi teknologi siaran radio masa kini.
Penyiar radio senior sekaligus artis ternama, Indy Barends memuji usaha para mahasiswa tersebut.
Ia yang datang sebagai narasumber pada acara bertajuk Tiba Tiba Suddenly itu mengaku tidak menyangka bahwa ternyata teknologi laboratorium radio Fisib Unpak sudah sangat layak untuk mengudara.
“Keren banget sih, karena aku nggak menyangka, mahasiswanya kreatif banget, laboratorium radionya juga keren banget,” ungkap Indy.
Menurut Indy, dunia pendidikan yang ada di Fisib Unpak sekarang ini benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi.
Ia pun merasa bangga memiliki pengalaman seperti ini, bertemu dengan mahasiswa yang kreatif. Terlebih terus bisa bersiaran kembali, dan melihat kecanggihan teknologi yang sudah semakin pesat.
“Jadi mahasiswanya jangan sampai ketinggalan, karena sekarang orang tuh nyari skill, pamer skill, tapi in a good way,” ujar Indy.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan penuh kecintaan. Tidak setengah-setengah dan paksaan.
“Apalagi semua fasilitas sudah disediakan, tinggal kita mau atau enggak melakukannya. Nah, jadi saat kita mau, ya lakukan, ingat, waktu itu nggak pernah mundur. Jadi saat kita punya kesempatan, lakukanlah,” jelas Indy.
Sementara, Wakil Dekan II Fisib Unpak Sasongko S.Putro, menerangkan, proyek ini adalah terobosan yang sangat bagus dan mengikuti tren kemajuan media, terutama dalam penyiaran radio. Proyek ini menunjukkan inovasi dan kreativitas mahasiswa di jurusan ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi TRMB.
“Mahasiswa harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan media. Menekankan pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi, termasuk keterlibatan AI sebagai tantangan dan harapan,” terang Sasongko.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fisib Unpak, Ahsani Taqwim Aminuddin, menjelaskan, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan multiplatform saat ini, karena semua media, termasuk radio dan TV, terdampak oleh tren ini. Setiap hari, platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi bagian dari konsumsi media sehari-hari.
“Kolaborasi dengan AI dan melibatkan berbagai latar belakang orang sangatlah positif, produksi yang dilakukan sudah mencapai tingkat profesional, dengan penggunaan alat, lokasi, dan bintang tamu yang tepat,” jelas Ahsani.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fisib Unpak, Ratih Siti Aminah, turut memuji hasil karya mahasiswa tersebut, menurutnya kita harus terus mengupgrade pengetahuan, terutama terkait teknologi media baru, baik televisi maupun radio. Jangan cepat puas dengan capaian sekarang.
“Kita tidak bisa lagi menghindari keberadaan AI, karena sekarang memang sudah menjadi bagian dari dunia digital. AI harus kita manfaatkan sebagai bagian dari produk-produk media kita,” kata Ratih.
Ratih menambahkan, tapi jangan hanya mengandalkan AI, tetap harus menonjolkan kreativitas dan critical thinking kita sendiri. AI itu tools, bukan pengganti ide, jadi sah-sah saja digunakan, asalkan tetap punya sentuhan kreatif dari kita.
*Sumber: pakuanraya.com
UNPAK — Mahasiswa konsentrasi Televisi Radio Media Baru (TRMB) Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) menuai pujian setelah sukses mengawinkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan siaran radio live multiplatform, di Radio Swara Pakuan Unpak.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu (21/6) itu sebagai bagian dari penguatan literasi media dan eksplorasi teknologi siaran radio masa kini.
Penyiar radio senior sekaligus artis ternama, Indy Barends memuji usaha para mahasiswa tersebut.
Ia yang datang sebagai narasumber pada acara bertajuk Tiba Tiba Suddenly itu mengaku tidak menyangka bahwa ternyata teknologi laboratorium radio Fisib Unpak sudah sangat layak untuk mengudara.
“Keren banget sih, karena aku nggak menyangka, mahasiswanya kreatif banget, laboratorium radionya juga keren banget,” ungkap Indy.
Menurut Indy, dunia pendidikan yang ada di Fisib Unpak sekarang ini benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi.
Ia pun merasa bangga memiliki pengalaman seperti ini, bertemu dengan mahasiswa yang kreatif. Terlebih terus bisa bersiaran kembali, dan melihat kecanggihan teknologi yang sudah semakin pesat.
“Jadi mahasiswanya jangan sampai ketinggalan, karena sekarang orang tuh nyari skill, pamer skill, tapi in a good way,” ujar Indy.
Ia pun berpesan kepada para mahasiswa untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan penuh kecintaan. Tidak setengah-setengah dan paksaan.
“Apalagi semua fasilitas sudah disediakan, tinggal kita mau atau enggak melakukannya. Nah, jadi saat kita mau, ya lakukan, ingat, waktu itu nggak pernah mundur. Jadi saat kita punya kesempatan, lakukanlah,” jelas Indy.
Sementara, Wakil Dekan II Fisib Unpak Sasongko S.Putro, menerangkan, proyek ini adalah terobosan yang sangat bagus dan mengikuti tren kemajuan media, terutama dalam penyiaran radio. Proyek ini menunjukkan inovasi dan kreativitas mahasiswa di jurusan ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi TRMB.
“Mahasiswa harus terus mengikuti perkembangan teknologi dan media. Menekankan pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi, termasuk keterlibatan AI sebagai tantangan dan harapan,” terang Sasongko.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fisib Unpak, Ahsani Taqwim Aminuddin, menjelaskan, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan multiplatform saat ini, karena semua media, termasuk radio dan TV, terdampak oleh tren ini. Setiap hari, platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi bagian dari konsumsi media sehari-hari.
“Kolaborasi dengan AI dan melibatkan berbagai latar belakang orang sangatlah positif, produksi yang dilakukan sudah mencapai tingkat profesional, dengan penggunaan alat, lokasi, dan bintang tamu yang tepat,” jelas Ahsani.
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Fisib Unpak, Ratih Siti Aminah, turut memuji hasil karya mahasiswa tersebut, menurutnya kita harus terus mengupgrade pengetahuan, terutama terkait teknologi media baru, baik televisi maupun radio. Jangan cepat puas dengan capaian sekarang.
“Kita tidak bisa lagi menghindari keberadaan AI, karena sekarang memang sudah menjadi bagian dari dunia digital. AI harus kita manfaatkan sebagai bagian dari produk-produk media kita,” kata Ratih.
Ratih menambahkan, tapi jangan hanya mengandalkan AI, tetap harus menonjolkan kreativitas dan critical thinking kita sendiri. AI itu tools, bukan pengganti ide, jadi sah-sah saja digunakan, asalkan tetap punya sentuhan kreatif dari kita.
*Sumber: pakuanraya.com