JAKARTA – Nizam mengatakan bahwa saat ini kita berada di Revolusi Industri 4.0, dimana ditandai oleh banyaknya mesin-mesin yang menggantikan peran manusia dalam roda perekonomian. “Saat ini kita berada dimasa revolusi yang baru, lebih dikenal dengan revolusi industri 4.0, ditandai dengan kemajuan teknologi dibidang robotik, sehingga peran mesin-mesin semakin cerdas dan mengancam pekerjaan manusia itu sendiri. Seperti revolusi pertama para buruh digantikan oleh mesin dan dengan hal tersebut lahir pekerjaan baru seperti operator mesin, pemeliharaan mesin dan sebagainya,” tuturnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Nizam plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pada webinar “Kebijakan dan Implementasi Merdeka Belajar” yang diinisiasi oleh Mata Garuda LPDP (18/7).
Sepuluh tahun kedepan menurut Nizam, jutaan pekerjaan akan hilang dan akan digantikan perannya oleh mesin-mesin, namun dengan hal tersebut akan berpotensi lebih banyak lagi lahirnya jenis pekerjaan baru, dimana jenis pekerjaan itu sama sekali tidak diketahui oleh kebanyakan orang saat ini. Oleh sebab itu Nizam menyampaikan bahwa setiap pendidik harus mengembangkan kurikulumnya.
“10 tahun kedepan ini 23 juta pekerjaan akan hilang tergantikan oleh mesin-mesin cerdas dan teknologi yang baru seperti robot, tetapi ada potensi peluang lahirnya 26 juta pekerjaan baru tercipta. Kita harus menulis ulang tentang kurikulum, pembelajaran,dan kompetensi,” ucap Nizam.
Jelas Nizam, sebelumnya pendidikan dan dunia kerja berjalan sendiri-sendiri. Pendidikan sibuk dengan kurikulumnya, dan dunia kerja terus bergerak dengan kemajuan teknologi yang mendorong efisiensi dan produktifitasnya. Kini, tutur Nizam, dengan adanya konsep Kampus Merdeka, pendidikan tinggi bisa merevolusi, sehingga lulusan saat ini bisa sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Konsep dari Merdeka Belajar : Kampus Merdeka adalah menyiapkan mahasiswa menjadi insan-insan yang bisa merancang hari esok. Ini sejalan dengan filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara, dimana tujuan pendidikan adalah melakukan pendidikan yang berbudaya. Seperti dengan kemampuannya dia bisa menghidupi dirinya sendiri dan bermanfaat buat orang lain, tidak bergantung dengan orang lain, dan mampu merancang hari esoknya sendiri dengan merancang masa depannya sendiri,” harap Nizam. (YH/DZI/FH/DH/NH/TLS/AND/EGA)
Humas dan Tim Akselerasi Inovasi Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan