Instagram Small Facebook Small Youtube Small Whatsapp Small
Unpak Link | SIMAK | E-Learning | ePrints | Arsip Berita | Rubrik
IdEn

    BerandaLogo Indo ORI HpLogo Indo ORI Hp

    • Beranda
    • Profil
      • Tentang Kami
        • Sejarah
        • Visi dan Misi
        • Unsur Pimpinan
        • Struktur Organisasi
        • Ciri Dasar Kehidupan
        • Akreditasi Institusi
        • Data LED Akreditasi
      • Lembaga
        • BAAK
        • LPM
        • LPPM
        • PUTIK
        • Unpak Press
        • Humas & Promosi
        • International Office
      • Identitas
        • Logo Unpak
        • Wangsit Siliwangi
        • Mars Universitas Pakuan
        • Hymne Universitas Pakuan
    • Program Studi
      • Sekolah Vokasi
      • Sarjana (Strata-S1)
      • Sekolah Pascasarjana
      • Program Profesi
        • Pendidikan Profesi Guru
        • Pendidikan Profesi Apoteker
      • Akreditasi Program Studi
      • Arsip Akreditasi Unpak
    • Fakultas
      • Fakultas Hukum
      • Fakultas Ekonomi & Bisnis
      • FKIP
      • FISIB
      • Fakultas Teknik
      • FMIPA
      • Sekolah Pascasarjana
      • Sekolah Vokasi
    • Perkuliahan
      • Pengumuman
        • Lulus Seleksi PMB
        • Kalender & Jadwal SIMAK
        • Her-Registrasi Perkuliahan
        • Perbaikan Identitas SIMAK
        • Panduan Buku Akademik
        • Form Kegiatan Tri Dharma
      • Kemahasiswaan
        • UKM Unpak
        • Prestasi Akademik
        • Prestasi Non-Akademik
        • Kegiatan Mahasiswa
        • Karya Ilmiah Mahasiswa
        • Internasionalisasi Pendidikan
    • Pendaftaran
      • Informasi Pendaftaran
      • Pedoman PMB Unpak
      • Jalur Pindahan
      • Jalur Beasiswa KIP-K
      • Program Akademik RPL
    • Layanan
      • Event
      • Partner
      • Beasiswa
      • Brosur PMB
      • Rubrik Unpak
      • BSI Hasanah Card
      • Panduan Pembayaran
      • Repository Unpak
      • Usulan Kerjasama
      • Pangkalan Data Unpak
    • Alumni
      • Kuesioner Online
      • Feedback Pengguna
    29 Nov,2019
    Berita
    29 November 2019

    Guru dan Tantangan Pendidikan Karakter

    Guru2

    Setiap rumah menjadi sekolah. Di rumah, orang tua kita mulai mengenalkan pendidikan termasuk pendidikan karakter.
    Nasionalisme Di Era Modern1
    Agnes Setyowati

    UNPAK - Guru, adalah sosok yang “digugu” dan “ditiru”. Begitu filosofi yang sering kita dengar. Artinya, guru memegang peran yang sangat penting dalam soal mendidik dan memberikan pengetahuan serta keteladanan kepada muridnya.

    Lalu siapa saja yang bisa menjadi guru? Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional, menyampaikan, "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.

    "Orangtua, kakak, adik, saudara, tetangga, rekan kerja, atau siapa saja yang memberikan pengetahuan baru dan memiliki keteladanan bisa kita anggap sebagai guru. Setiap rumah menjadi sekolah. Di rumah, orang tua kita mulai mengenalkan pendidikan termasuk pendidikan karakter.

    Orang tua adalah guru pertama bagi anaknya. Keluarga menjadi tempat pertama bagi setiap individu membentuk karakternya, tempat segala kebiasaan dan budaya ditanamkan dalam lingkup terkecil masyarakat yang akan melekat dan dibawa oleh anak-anak dalam kehidupannya.

    Saat ini, fokus pembangunan sumber daya manusia (SDM) Kemendikbud salah satunya adalah pendidikan karakter yang menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar, serta penyiapan generasi yang cakap dan terampil melalui jenjang pendidikan menengah dan pendidikan masyarakat.

    Ini selaras dengan visi Presiden, agar pembangunan karakter bangsa, budi pekerti, sopan santun, nilai-nilai etika, dan agama menjadi perhatian dunia pendidikan ke depan dan dirayakan dengan gembira.

    Hasil pendidikan saat ini
    Lalu apa hasil pendidikan kita saat ini?

    Kita masih sering melihat peristiwa anak-anak sekolah dan orang-orang dewasa membuang sampah sembarangan, tidak mengerti cara mengantre, bersikap acuh tak acuh, bahkan kurang hormat terhadap orangtua dan guru, kurangnya sensitivitas, dan perkelahian antarwarga atau bahkan pelajar, perundungan, bahkan juga sikap-sikap intoleran di sekolah dan di masyarakat.

    Kita juga menyaksikan perubahan perilaku zaman milenial yang mengarah pada gejala berkurangnya sosialisai dan interaksi antarindividu secara langsung, serta adanya kecenderungan menginginkan segala hal secara instan, padahal segala sesuatu bisa dicapai hanya melalui proses, yaitu melakukan kerja keras, disiplin, fokus, dan penuh kesabaran serta tidak mudah menyerah.

    Kompetensi guru
    Fokus persoalan karakter tidak melulu pada siswa tapi kita perlu merenungkan sudahkah guru-guru memiliki karakter yang baik, seperti yang diharapkan pada anak didik?

    Dalam kenyataannya, terkait dengan guru, kita masih menemukan banyak persoalan dan tantangan yang tidak ringan.

    Kunci utama keberhasilan pendidikan karakter di sekolah formal adalah kompetensi guru dari tingkat PAUD sampai pendidikan menengah dan atas.

    Guru di sekolah formal diharuskan memiliki berbagai kompetensi di antaranya pedagogik untuk bisa membawa kelas secara dinamis, komunikatif, dan mampu mengatasi keberagaman siswa dalam kelas dengan mendisain program pembelajaran yang sesuai.

    Sejumlah siswa menyalami guru mereka seusai mengikuti upacara di Sekolah Dasar Negeri 060813 Medan, Sumatera Utara, Senin (25/11/2019). Menyalami guru oleh para siswa tersebut dalam rangka memperingati Hari Guru yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia.

    Guru juga harus memiliki kompetensi sosial, kepribadian yang baik, serta profesional. Tuntutan-tuntutan guru di sekolah formal semakin lama semakin tinggi dan berat.

    Salah satu tantangan berat yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia adalah hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015-2017 nilainya masih di bawah 70.

    Tantangan lainnya adalah mengawal generasi mendatang yang tidak bisa dianggap remeh. Menurut data Kemendikbud, guru di Indonesia jumlahnya 3.017.296. Bandingkan dengan jumlah anak didik sebanyak 45.047.428 untuk sekolah umum.

    Pendidikan karakter
    Persoalan lainnya, masih terdapat pandangan-pandangan keliru dari guru tentang pendidikan karakter.

    Misalnya, banyak guru beranggapan pendidikan karakter hanyalah pelengkap sehingga siswa lebih banyak dijejali dengan pelajaran-pelajaran yang sifatnya akademis dengan mengesampingkan pendidikan karakter.

    Padahal, akan berbahaya jika anak didik hanya berkembang secara akademis tapi tidak dalam karakter.

    Masih banyak guru juga beranggapan bahwa pendidikan karakter hanyalah sebuah pengetahuan (kognitif). Padahal, pendidikan karakter adalah holistik, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang perlu diasah secara khusus dan terencana.

    Perlu upaya serius dalam menangani masalah mendasar dalam pendidikan kita, di antaranya mengubah pendekatan pendidikan dan pola pikir guru, tidak sekadar mengubah kurikulum.

    Saat ini guru lebih diharapkan menjadi mentor siswa dalam mencari pengetahuan dan menuntun pada minat siswa karena guru bukan individu yang menguasai segala hal.

    Juga bukan saatnya lagi guru menjadi patron yang menuntut untuk didengar segala “ocehannya” tetapi harus menjadi teman diskusi setiap muridnya, mengajak berpikir secara kritis, logis dan tidak menuntut murid menjadi penghapal, selaras dengan harapan Mendikbud.

    Guru3

    Hal yang tidak sederhana untuk mendidik anak-anak menjadi kreatif, bertanggung jawab, disiplin, memiliki etos kerja dan empati.

    Semua itu harus dimulai dari keluarga selama anak di rumah dan dilakukan oleh guru ketika di sekolah. Guru dan murid harus memiliki kemerdekaan dalam belajar, mengasah kreativitas.

    Guru adalah penggeraknya, begitu kata Mendikbud Nadiem Makarim. Birokrasi harus direduksi. Pekerjaan administratif yang menyita waktu dan tenaga guru diminimalkan.

    Guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tidaklah cukup.

    Satu lagi tugas guru yang krusial, ia harus mengajak siswa untuk bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

    Poin ini memiliki sasaran agar siswa memiliki karakter bergotong-royong sebagai budaya Indonesia dan memiliki sensitivitas terhadap lingkungan. Pendidikan karakter berbasis budaya akan mengasah kemampuan kognitif, menumbuhkan logika berpikir sehingga sensitivitasnya terangkat.

    Guru juga bukan sosok yang menguasai segalanya. Oleh karena itu, guru selayaknya memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas karena murid yang kreatif dan inovatif bisa menjadi guru untuk rekan-rekannya.

    Yang tak tergantikan
    oleh digital Era Revolusi Industri 4.0 yang sampai saat ini masih menjadi pembicaraan di kalangan dunia pendidikan menimbulkan banyak pertanyaan di benak setiap orang untuk dapat menerjemahkan maknanya.

    Revolusi 4.0 yang mengoperasikan teknologi digital yang serba canggih, dari istilah internet of things sampai analisis big data dan istilah 5.0 yang sudah mengintip dengan peran artificial intelegent (AI), siap menggantikan peran-peran manusia.

    Tapi, teknologi tidak untuk menggantikan peran guru, terutama dalam membangun karakter.

    Kemampuan teknis sangat diperlukan dalam Revolusi Industri 4.0. Namun, kemampuan soft skill lebih penting dan tidak bisa digantikan oleh teknologi.

    Jangan lupakan kemampuan intra dan interpersonal, yaitu kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi, berpikir kritis dan memecahkan masalah. Pada 2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi.

    Pada tahun itu, angkatan muda akan lebih banyak daripada angkatan usia tua. Generasi emas 2045 sudah harus disiapkan.

    Karakter yang harus dibangun dalam pendidikan kita dalam rangka menyongsong Indonesia emas yaitu kejujuran, disiplin, kapabilitas memimpin, dan kerjasama dalam tim dan berkolaborasi, memiliki kecerdasan emosional, kemampuan mengambil keputusan dalam kondisi apapun, memiliki sifat melayani (service orientation), serta kemampuan berbicara, bernegosiasi, kemampuan mencipta dan menjual produk, serta kemampuan merespons dan beradaptasi.

    Penulis: Agnes Setyowati
    Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan
    Editor: Heru Margianto

    Unduh artikel selengkapnyaGuru dan Tantangan Pendidikan Karakter
    Sumber: https://edukasi.kompas.com/read/2019/11/28/17440771/guru-dan-tantangan-pendidikan-karakter?page=all#page4
    Share Media :

    • Sebelumnya
    • Berikutnya
    • Pusat Bantuan
    • Admin Unpak Online

    Admin Unpak

    Admin Unpak

    Hi, selamat datang

    Admin siap membantu anda secara online.

    Silakan ketik aja di kolom komen, ya! 😊


    ⏰ Waktu Layanan:

    • Hari: Senin - Sabtu
    • Pukul: 08:00 - 15:00 WIB

    . 00:00
    © 2025 Universitas Pakuan
    Upk22
    Icon Slider2
    PMB ONLINE
    Pendaftaran
    Jadwal PMB
    Biaya Pendidikan
    Pedoman Mahasiswa Baru
    Informasi Pendaftaran
    BSI Hasanah Card
    Panduan Pembayaran
    Jalur Beasiswa KIP-K
    Program Akademik RPL
    Lulus Seleksi PMB Unpak
    Icon Slider1
    KEMAHASISWAAN
    UKM Unpak
    Event Mahasiswa
    Prestasi Akademik
    Prestasi Non Akademik
    Panduan Buku Akademik
    Perbaikan Identitas SIMAK
    Her-Registrasi Perkuliahan
    Kalender Akademik & SIMAK
    Kebijakan Kegiatan Akademik
    Internasionalisasi Pendidikan
    Icon Slider4
    INFORMASI
    Usulan Kerjasama
    Panduan Cek Nilai
    Perpustakaan Pusat
    Panduan KRS Online
    Lowongan Pekerjaan
    Arsip Akreditasi Unpak
    Akreditasi Program Studi
    Icon Slider3
    ARTIKEL
    Rilis Berita
    Beasiswa Unpak
    Karya Ilmiah Dosen
    Karya Ilmiah Mahasiswa
    Icon Slider5
    SOSIAL MEDIA
    Official Unpak TV
    Official Unpak Story
    Official Instagram Unpak
    Upk22
    Beranda
    Profil
    Tentang Kami
    Sejarah
    Visi dan Misi
    Unsur Pimpinan
    Struktur Organisasi
    Ciri Dasar Kehidupan
    Akreditasi Institusi
    Data LED Akreditasi
    Lembaga
    BAAK
    LPM
    LPPM
    PUTIK
    Unpak Press
    Humas & Promosi
    International Office
    Identitas
    Logo Unpak
    Wangsit Siliwangi
    Mars Universitas Pakuan
    Hymne Universitas Pakuan
    Program Studi
    Sekolah Vokasi
    Sarjana (Strata-S1)
    Sekolah Pascasarjana
    Program Profesi
    Pendidikan Profesi Guru
    Pendidikan Profesi Apoteker
    Akreditasi Program Studi
    Arsip Akreditasi Unpak
    Fakultas
    Fakultas Hukum
    Fakultas Ekonomi & Bisnis
    FKIP
    FISIB
    Fakultas Teknik
    FMIPA
    Sekolah Pascasarjana
    Sekolah Vokasi
    Perkuliahan
    Pengumuman
    Lulus Seleksi PMB
    Kalender & Jadwal SIMAK
    Her-Registrasi Perkuliahan
    Perbaikan Identitas SIMAK
    Panduan Buku Akademik
    Form Kegiatan Tri Dharma
    Kemahasiswaan
    UKM Unpak
    Prestasi Akademik
    Prestasi Non-Akademik
    Kegiatan Mahasiswa
    Karya Ilmiah Mahasiswa
    Internasionalisasi Pendidikan
    Pendaftaran
    Informasi Pendaftaran
    Pedoman PMB Unpak
    Jalur Pindahan
    Jalur Beasiswa KIP-K
    Program Akademik RPL
    Layanan
    Event
    Partner
    Beasiswa
    Brosur PMB
    Rubrik Unpak
    BSI Hasanah Card
    Panduan Pembayaran
    Repository Unpak
    Usulan Kerjasama
    Pangkalan Data Unpak
    Alumni
    Kuesioner Online
    Feedback Pengguna