Ditjen Dikti Ristek danai LPPM Unpak Bangun Kampung Batik
Ditjen Dikti Ristek Danai LPPM Universitas Pakuan Bangun Kampung Batik New Normal
UNPAK — Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek) Kemendikbudristek mendanai Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pakuan untuk membangun Kampung Batik New Normal di Desa Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (27/12/2021).
Tim program tersebut melibatkan lima dosen dan 15 mahasiswa Universitas Pakuan lintas bidang yang mencakup bidang manajemen, Ilmu Komputer, Pendidikan Guru SD (PGSD), Kimia dan Farmasi.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Pakuan, Eneng Tita Tosida, M.Si mengatakan pendanaan tersebut diberikan Ditjen Dikti Ristek Kemendikbudristek melalui Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian Perguruan Tinggi Swasta.
Eneng Tita Tosida, M.Si juga menjelaskan dosen dan mahasiswa yang terlibat pada kegiatan ini berasal dari berbagai fakultas yaitu Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)," jelasnya.
Menurutnya, pembangunan Kampung Batik New Normal ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Universitas Pakuan yang diwakili oleh Ketua LPPM Ani Iriyani dan Kepala Desa Tegal, Kasim Sunardi pada tanggal 16 Desember 2021.
Eneng Tita Tosida, M.Si menerangkan, motif batik yang dinamakan "New Normal" merupakan hasil kolaborasi antara Tim Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD) Universitas Pakuan dengan Pengrajin Batik Dayatri.
Batik tersebut terbuat dari bahan katun batik dengan motif batik Bogor sesuai dengan ciri khas Kota Bogor seperti kujang rereng, teurep kujang dan lain-lain.
Penamaan New Normal Batik Bogor tersebut bertujuan untuk menarik minat milenial terhadap batik, karena istilah New Normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi COVID-19 yang tahun lalu santer digaungkan.
Proses desain batik bercorak kujang itu tak memakan waktu lama. Pasalnya, batik tersebut hanya mengadaptasi desain lama menjadi model kekinian sesuai selera milenial.
Kaum milenial yang merupakan kaum yang selalu menginginkan kebaruan dalam fashion yang tidak monoton dan lebih menonjolkan perpaduan dalam keberagaman.
Proses inisiasi pembangunan Kampung Batik New Normal juga dilengkapi dengan pembentukan kelompok usaha mikro bernama Batik New Normal Bogor (BNNB) sebagai kelanjutan dari keberhasilan Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang dilakukan 2020 silam, pungkasnya.(Mei)