Dirjen Dikti Dorong Lahirnya Startup Baru melalui Kedaireka
Pemerintah telah menyiapkan berbagai bentuk insentif untuk mendukung kerjasama dunia industri dengan perguruan tinggi
Nizam | Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menghadirkan Kedaireka sebagai tempat mengembangkan rekayasa cipta hasil karya dan gagasan anak bangsa seraya mempertemukan dunia industri dengan perguruan tinggi (triple helix). Pasalnya, kemajuan teknologi di Indonesia selama ini masih bergantung pada hasil impor, seperti alat-alat pertanian, kesehatan, dan komunikasi.
Tentunya hal tersebut tidak dapat berlangsung secara terus menerus sebab penting bagi Indonesia untuk membangun kedaulatan negeri dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, serta reka cipta.
“Kedai ini merupakan simbol demokrasi, semua lapisan bisa masuk ke kedai, berbincang bersama tentang masalah dan solusinya. Perguruan tinggi itu banyak reka cipta dan penelitiannya, tapi biasanya terhenti di publikasi saja, seharusnya lebih dari itu,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, pada bincang santai bertajuk “Ngopi di Kedai bareng Kedaireka”, Rabu (02/12), yang dilakukan secara virtual.
Di sisi lain, Nizam menilai selama ini pihak industri tidak memiliki tempat untuk berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapinya, sehingga industri lebih memilih untuk berkonsultasi dan menggunakan teknologi dari luar negeri.
Untuk mengakselerasi hal ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai bentuk insentif untuk mendukung kerjasama dunia industri dengan perguruan tinggi.
“Pemerintah juga akan mendampingi pendanaan, jadi setiap rupiah yang dikeluarkan oleh industri, pemerintah akan mendampingi dengan rupiah yang sama.
Terutama jika berdampak pada masyarakat luas, pemerintah akan mendampingi tiga kali lipat,” ujarnya.
Menurut Nizam, hal ini tidak hanya bertujuan untuk menghilirkan inovasi atau reka cipta perguruan tinggi ke industri saja, melainkan juga untuk memberikan dampak kepada masyarakat luas dan melibatkan mahasiswa agar menjadi lebih kompeten dalam dunia kerjanya nanti.
Lebih jauh Nizam berharap Kedaireka dapat melahirkan usaha rintisan (startup) baru dengan target pasar yang lebih potensial untuk dibidik.
Khoirul Anwar selaku Inovator Reka Cipta sekaligus ketua Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi untuk Advance Intelligent Communications Telkom University menyampaikan bahwa reka cipta ini didukung oleh pemerintah, yang dalam hal ini ialah Ditjen Dikti dan industri mendapatkan link dari pemerintah dan dibantu oleh media.
Saat ini Indonesia kehilangan link dimana industri berjalan sendiri, begitu juga dengan ilmuwan dan akademisi, sehingga ada link yang terputus.
“Kedaireka menjadi jembatan antara industri dan ilmuwan atau akademisi yang ada di perguruan tinggi, sehingga inovasi-inovasi yang diciptakan di perguruan tinggi bisa masuk ke dunia industri yang menjadikan ilmuwan, akademisi, industri, dan pemerintah bahagia.
Dengan adanya Kedaireka, link yang tadinya tidak ada, kini menjadi ada,” katanya.
Senada dengan Nizam, Anwar menjelaskan bahwa Kedaireka bergerak karena ada suatu permasalahan sehingga kehadirannya merupakan upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Menurutnya, masalah yang muncul merupakan masalah-masalah teknis yang datang dari dunia industri, sementara itu ilmuwan atau akademisi berusaha untuk memecahkan masalah, sehingga hal ini menunjukkan terdapatnya link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri.
“Terdapat empat poin yang ada di reka cipta yaitu masalah, simple, signifikan dan tidak terpikirkan. Semakin simple suatu inovasi dan memiliki dampak yang signifikan, hal tersebut merupakan inovasi atau reka cipta yang excellent,” pungkas Anwar.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti, Ade Kadarisman turut menyampaikan acara ini merupakan bagian dari sinergi seluruh komponen untuk membangun ekosistem reka cipta di Indonesia agar reka cipta, inovasi, dan karya anak bangsa dapat menjadi jembatan manfaat bagi seluruh masyarakat.
“Diharapkan seluruh pihak dapat bersama-sama mewujudkan ekosistem reka cipta di Indonesia dengan sebaik-baiknya melalui Kedaireka sebagai ekosistem reka cipta anak negeri dengan semangat gotong royong juga Kampus Merdeka,” harap Ade.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)
Rilis: Jakarta, 03 Desember 2020
Humas Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan