UNPAK — Belantara Foundation menggelar Training-Webinar SMART Patrol secara hybrid (daring dan luring), Kamis, 23 Febuari 2023. Para peserta mengikuti kegiatan tersebut melalui zoom dan live streaming youtube Belantara. Sementara luring diadakan di Auditorium Gedung Rektorat Universitas Pakuan, Bogor. Pelatihan ini dikemas dengan nana Belantara Learning Series Eps.6 dengan tema SMART Patrol: Menuju Perlindungan dan Pemantauan Biodiversitas yang Efektif.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan, LPPM Universitas Pakuan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas dan Forum HarimauKita.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna mengatakan bahwa pelatihan serta webinar SMART Patrol ini bertujuan untuk mengenalkan serta menunjukkan keunggulan sebuah alat atau sistem monitoring dan perlindungan biodiversitas yang efektif yang mengadopsi manajemen adaptif, kepada mahasiswa, praktisi, jurnalis, pemerintah, dan sektor swasta yang berminat untuk mengaplikasikannya di lapangan.
Menurut Dokumen Rencana Aksi dan Strategi Biodiversitas Indonesia 2015-2020 keunikan geologi dan ekosistem Indonesia menyebabkan endemisitas satwa liar tinggi. Indonesia memiliki endemisitas jenis satwa liar tertinggi di dunia untuk kelas seperti burung, mamalia, reptil dan amfibi.
Satwa liar endemis Indonesia diperkirakan berjumlah masing-masing 270 jenis mamalia, 386 jenis burung, 328 jenis reptil dan 204 jenis amfibi. Satwa liar memiliki peran ekologis penting di kawasan hutan, antara lain membantu penyebaran biji tanaman untuk regenerasi hutan, membantu proses penyerbukan bunga secara alami dan mempertahankan keseimbangan rantai makanan.
Namun, keberadaan satwa liar tersebut di ekosistem tidak luput dari ancaman kepunahan. Ancaman terbesar keberadaan satwa liar di ekosistem disebabkan oleh hilangnya habitat.
Dolly yang juga merupakan Ketua LPPM Universitas Pakuan menyebutkan bahwa diperlukan kolaborasi para pihak mulai dari sektor pemerintah, universitas/akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan sektor swasta, serta pemangku kepentingan lainnya, dalam upaya perlindungan dan pemantauan biodiversitas yang menjadi kekayaan bumi Indonesia.
Metode Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART) hadir dan memberikan harapan baru bagi terlestarikannya keanekaragaman hayati yang ada di negara kita.
“Belantara Foundation berharap pelatihan SMART Patrol ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi tentang praktik terbaik dalam upaya perlindungan dan pemantauan biodiversitas yang efektif dengan SMART Patrol," ujar Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Dr. Ir. Titik Wurdiningsih, M.Si. mengungkapkan Balai Besar TNLL berkomitmen untuk terus melakukan penguatan dan peningkatan sumber daya pada tingkat resort yang meliputi penguatan personil (terutama Polisi Kehutanan, Pengendali Ekosistem Hutan, dan Penyuluh Kehutanan) dan sarana pengelolaan. Pihaknya, mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Belantara Foundation atas terselenggaranya pelatihan SMART Patrol ini.
“Kami berharap pelatihan ini dapat memperkuat implementasi Resort Based Management (RBM) dalam sistem pengelolaan kawasan TNLL yang lebih efektif dan efisien melalui manajemen data kawasan dengan peranan besar pada tingkat resort/tapak serta mendukung sistem informasi berjenjang pada struktur Balai Besar TNLL," ucap Titik.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Universitas Pakuan, Prof. Dr. Eri Sarimanah, M.Pd. menyebutkan akademisi dan perguruan tinggi memiliki kewajiban melaksanakan “Tridarma Perguruan Tinggi”, yaitu Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat atau PKM.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya tersebut, akademisi diharapkan dapat membantu dalam mengarusutamakan isu-isu terkait biodiversitas di Indonesia, baik dari segi keunikan, manfaat serta cara melestarikannya dengan melakukan kegiatan edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat luas atau “awareness," yang salah satu langkah nyatanya dapat diselaraskan dengan kegiatan PKM, KKN, maupun program MBKM.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Haidir, S.Hut, M.Si., mengatakan bahwa pengelolaan dan memperbarui data kondisi kawasan hutan dan biodiversitas merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan taman nasional. Dengan sistem monitoring dan basis data yang baik, dapat menjadi refleksi dan memberikan masukan dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan.
“Untuk melakukan pengelolaan data khususnya data hasil berbagai kegiatan di lapangan, saat ini telah dikembangkan sistem SMART yang relatif mudah untuk dipergunakan dan direkomendasikan sebagai salah satu skema dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi," tandas Haidir.
Ketua Forum HarimauKita, Drh. Erni Suyanti mengatakan SMART merupakan salah satu alat yang mudah dan murah untuk digunakan sebagai alat pengumpulan, penyimpanan, dan analisa data biodiversitas. Sebagai alat yang tidak berbayar (gratis), SMART memberikan paket lengkap untuk dapat digunakan dalam memperkuat pengelolaan data bodiversitas dengan baik.
“Semoga dengan adanya pelatihan SMART Patrol ini, semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan data untuk menyusun perencanaan dan mendukung pengambilan keputusan yang tepat sasaran dalam perlindungan dan pemantauan biodiversitas".
"Forum HarimauKita siap berbagi pengalaman dan pengetahuan terkait pengelolaan data yang baik, terutama data monitoring harimau dan ancamannya, agar kualitas dan pengelolaan data biodiversitas semakin maju," sambung Erni.
Turut hadir sebagai narasumber yang memiliki pengalaman di bidang SMART Patrol yaitu Syukur Asa, Koordinator Polhut Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Rizky Ananda Putri HT, Polhut dan Admin SMART Patrol Taman Nasional Kerinci Seblat dan Moch. Dasrial, HCV Asst. Manager Wilmar Region Kalimantan Tengah.